Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Akhir 2019, Kendaraan Listrik Belum Berdampak Signifikan pada Penjualan PLN

Penggunaan kendaraan listrik hingga akhir 2019 belum akan berdampak signifikan pada pertumbuhan penjualan listrik PLN.
Mobil listrik Nissan Leaf dipamerkan dalam ajang Tokyo Motor Show/Reuters-Edgar Su
Mobil listrik Nissan Leaf dipamerkan dalam ajang Tokyo Motor Show/Reuters-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA – Penggunaan kendaraan listrik hingga akhir 2019 belum akan berdampak signifikan pada pertumbuhan penjualan listrik PLN.

Plt. Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan konsumsi listrik masyarakat kemungkinan belum akan meningkat karena pengguna kendaraan listrik yang masih rendah. Hingga akhir 2019, PLN memproyeksi akan ada peningkatan 100 unit mobil listrik.

Sripeni mengharapkan pada tahun depan jumlah kendaraan listrik akan terus bertambah sehingga juga akan berdampak pada konsumsi energi masyarakat. Selain kendaraan listrik, PLN juga mengharapkan adanya pertumbuhan dari kompor listrik.

Adapun hingga semester I/2019 pertumbuhan penjualan listrik PLN adalah sebesar 4,18%. PLN mengharapkan pertumbuhan penjualan listrik mampu bertumbuh di atas 5% apabila masyarakat sudah secara masif memiliki gaya hidup menggunakan kendaraan listrik maupun kompor listrik.

"Belum, belum sampai [pertumbuhan penjualan listrik 5% dengan kendaraan listrik hingga akhir 2019], terus terang saja, karena memang ini belum masif, harapannya supaya ini bisa masif, tetapi saat ini belum bisa sesignifikan itu," katanya pada Minggu (26/10/2019).

General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengatakan baru ada sebanyak 1.000 motor listrik di Jakarta. Penjualan listrik PLN baru akan meningkat signifikan jika sudah ada sekitar satu juta kendaraan listrik.

"Sekarang 1.000 motor listrik, per hari konsumsinya sekitar 3 kWh, kalau dikali cuma 3 MW, tetapi itu bukan tujuan kami saat ini," ujarnya.

Menurutnya, PLN hingga saat ini lebih mendorong agar kendaraan listrik menjadi gaya hidup sehingga mampu mewujudkan langit biru untuk Jakarta. Selain itu, kendaraan listrik diyakini akan menurunkan defisit neraca keuangan Indonesia karena mampu menakan impor bahan bakar minyak.

Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, PLN akan merilis stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di empat kota yakni Jakarta, Tanggerang, Bandung, dan Bali. Khusus di Jakarta, akan diluncurkan satu stasiun ultra fast charging, satu fast charging, dan tiga normal charging.

Stasiun tersebut akan ditempatkan di sejumlah lokasi mulai dari mall maupun kantor PLN Disjaya. Rencananya, SPKLU yang tersebar di sejumlah kota tersebut akan mulai di-launching pada Senin (28/10/2019).

Sementara waktu, masyarakat dapat menggunakan SPKLU secara gratis lantaran belum ada ketentuan dari pemerintah mengenai tarif listrik untuk stasiun tersebut.

Ikhsan memastikan dalam waktu dekat besaran tarif pengisian listrik di SPKLU akan dirilis dengan menyesuaikan keekonomian masyarakat dan besaran investasi yang ditanamkan PLN maupun pengusaha swasta. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat terdorong untuk menggunakan kendaraan listrik daan begitu juga investor tertarik untuk melakulan investasi SPKLU.

"Kalau Rp1.640 per kWh kita oke, tetapi kan investasi nya mahal, juga harus dihitung berapa tahun pengembalian modal, kalau Rp2.000 per kWh mungkin masuk, karena masih jauh dibawah Pertalite," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper