Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengklaim rencana penurunan bea masuk produk hulu dan bahan baku tekstil & produk tekstil (TPT) asal India menjadi 0% tidak akan memengaruhi rencana penerapan safeguard terhadap produk pertekstilan.
Pasalnya, sebut Enggar, kebijakan pengenaan bea masuk 0% tersebut hanya dilakukan kepada produk yang tidak masuk dalam pengenaan safeguard.
Di sisi lain, dia mengklaim walaupun Indonesia telah menurunkan bea masuk gula mentah dari India menjadi setara dengan Australia dan Thailand, hal itu dirasa belum cukup untuk melobi Negeri Bollywood untuk tetap membuka diri terhadap minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya asal Indonesia.
“Kita sudah turunkan impor gula mentah dari India, namun sampai saat ini belum ada impor produk itu dari India. Lagipula surplus neraca dagang kita dengan India masih sangat tinggi dan mereka pun menjanjikan akan membeli CPO dan produk turunan kita lebih banyak lagi kalau kita mau ikuti apa mau mereka,” katanya di sela-sela perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) di ICE BSD, Banten, Kamis (17/10/2019).
Sekadar catatan, India menuntut agar Indonesia menerapkan kebijakan tarif yang sama dengan China terkait dengan bea masuk produk hulu TPT dalam kerangka Asean-China Free Trade Area (ACFTA).
“Mereka ingin level of playing field yang sama dengan China di sektor TPT. Saya pikir tidak masalah karena mereka sudah menuruti mau kita dengan menyamakan perlakuan dalam hal bea masuk untuk CPO dan produk turunan kita dengan Malaysia,” ujar Mendag.
Enggar menyebutkan selama ini sejumlah produk bahan baku dan produk hulu TPT asal India rata-rata dikenakan bea masuk 5%. Sementara itu, produk serupa dari China dikenai bea masuk 0% lantaran adanya ACFTA.
Dia mengaku telah mengkomunikasikan rencana penurunan bea masuk tersebut dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia juga siap melaporkan rencana tersebut kepada Asean, lantaran Indonesia saat ini tergabung dalam pakta kerja sama Asean-India Free Trade Area (AIFTA).