Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi proposal perpanjangan blok minyak dan gas bumi yang memasuki masa terminasi pada 2024—2028.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan sudah mengevaluasi proposal Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terkait dengan permohonan perpanjangan kontrak pengelolaan blok migas. “Kan boleh mengevaluasi. Ada beberapa perusahaan yang sudah memasukkan proposal. Kan boleh diperpanjang sebelum 10 tahun kontrak berakhir,” tuturnya, baru-baru ini.
Menurutnya, dengan kepastian perpanjangan pengelolaan blok migas, KKKS dapat menentukan keberlanjutan investasi di wilayah kerja tersebut. Selain itu, Arcandra mengatakan KKKS dapat mempercepat investasi sehingga dapat mendorong kinerja produksi.
“Sudah beberapa yang masukan ya kami mulai evaluasinya. Kalau dikerjakan lebih awal maka ada kesempatan untuk berinvestasi dan berproduksi lebih cepat juga peningkatannya,” tambahnya.
Sayangnya, Arcandra tidak menjelaskan KKKS mana saja yang telah mengajukan perpanjangan blok migas terminasi dalam kurun 2024—2028. Sejauh ini, pemerintah pun belum menentukan pengelolaan Blok Jabung yang terminasi pada 2023.
Blok ini dikelola Petrochina International Jabung Ltd (42,86%), dengan mitra Petronas Carigali Jabung Ltd (42,86%), dan Pertamina (14,29%).
Baca Juga
Adapun, blok yang terminasi pada 2025 yakni Blok Bangko (Jambi) dengan akhir masa kontrak 16 Februari 2025. Kontraktor blok ini yaitu Petrochina Int Bangko Ltd (100%).
Selain itu, Blok Pangkah berakhir kontrak pada 7 Mei 2025 dengan kontraktornya Saka Pangkah BV (25%), Saka Indonesia Pangkah Limited (65%) dan Sangkah Pangkah LLC (10%).
Untuk blok terminasi 2027, tercatat ada Blok Muriah yang kontraknya berakhir 31 Desember 2026. Kontraktor blok ini yaitu PC Muriah Ltd (80%) dan Saka Energi Muriah Ltd (20%).