Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pengerjaan proyek lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) telah mencapai 35% per September 2019.
Kepala SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan dilakukan pembangunan proyek gas processing facility (GPF) pada kuartal III/2019. "Setahu saya, progres proyek sudah sekitar 35%," katanya kepada Bisnis, Rabu (2/10/2019).
Adapun untuk proyek pengerjaan terdekat, PT Pertamina EP Cepu akan memulai pengeboran pertama proyek lapangan unitisasi gas JTB pada pekan depan.
Dia mengungkapkan estimasi waktu pengerjaan pengeboran satu sumur di proyek JTB tergantung dari masing-masing kedalaman sumur sehingga tidak bisa disamaratakan waktu pengerjaannya. "Rencana tajak sumur JAM-3 minggu depan," ujarnya.
Sebelumnya, Pertamina EP Cepu akan melakukan pengeboran lima sumur tahun ini. Jumlah sumur tersebut bertambah dari rencana awal sebanyak tiga sumur. Pengeboran sumur akan menggunakan metode batch drilling dan ditargetkan selesai pada kuartal I/2021.
Adapun, proyek ini diproyeksi mulai berproduksi pada 2021 dengan rata-rata produksi gas mencapai 315 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Alokasi gas sebesar 100 MMscfd dijual ke PLN untuk kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sementara sisanya akan digunakan untuk memasok kebutuhan industri di daerah yang sama.
Proyek JTB dikelola oleh Pertamina EP Cepu dengan hak partisipasi sebesar 92% dan sisanya sebesar 8% dipegang oleh PT Pertamina EP (PEP). Proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).