Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) optimistis proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin Kalimantan Selatan senilai Rp2,3 triliun bisa selesai pada Oktober 2019.
Sekretaris Perusahaan AP I Handy Heryudhitiawan menuturkan beberapa bandara lain yang sedang dikembangkan dan dibangun adalah Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan, Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali, dan Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA).
“Secara umum proyek Bandara Syamsudin Noor sudah mencapai 85.83% dan akan diselesaikan pada bulan depan. Selanjutnya, dilakukan verifikasi sehingga November tahun ini sudah bisa dioperasikan,” kata Handy.
Dia menjelaskan terdapat dua paket dalam proyek tersebut, yakni sisi darat dan udara. Paket pengerjaan sisi udara mencakup perluasan apron dari 80.412 m² menjadi 129.812 m², yang dapat menampung 16 unit pesawat berlorong tunggal (single aisle), sudah selesai.
Saat ini, lanjutnya, sedang dilakukan penyelesaian perluasan gedung terminal. Rencananya, gedung terminal akan diperluas menjadi 108.134 m² agar bisa melayani hingga 12 juta penumpang per tahun.
Kemudian, untuk perkembangan proyek Bandara Sultan Hasanuddin baru mencapai 6.7113% per 17 September 2019. Adapun, pengembangan bandara berkode UPG ini ditargetkan selesai pada Oktober 2020.
Baca Juga
Gedung terminal akan diperluas dari dimensi saat ini 51.815 m² menjadi 116.815 m² berkapasitas 12 juta penumpang per tahun. Pengembangan juga dilakukan untuk apron menjadi seluas 385.346 m².
Pihaknya juga melaporkan mengenai perkembangan pembangunan YIA yang telah mencapai 82% hingga 8 September 2019. Adapun, pembangunan bandara ini ditargetkan tuntas 100% pada akhir 2019 dan bisa dioperasikan secara penuh di awal 2020.
Adapun, khusus rencana pengembangan Bandara I Gusti Ngurah Rai, AP I memperkirakan investasi yang dibutuhkan mencapai Rp15 triliun. Akan dilakukan pengembangan kapasitas penumpang hingga 37 juta orang per tahun atau meningkat 54,1% dibandingkan dengan kemampuan saat ini.
Saat ini jumlah kapasitas penumpang pada bandara berkode DPS tersebut mencapai 24 juta orang per tahun. Adapun, pengembangan kapasitas akan dilakukan antara tiga sampai empat tahun ke depan.
Proyek akan dilakukan melalui dua tahap, pertama hingga 28 juta penumpang per tahun, dan kedua mencapai 37 juta orang per tahun. Rencananya, pemenuhan kebutuhan lahan akan dilakukan menggunakan metode reklamasi hingga 118 hektare.
Perinciannya, untuk tahap pertama sebesar 48 hektare dan tahap kedua seluas 70 hektare. Saat ini, total reklamasi yang sudah dilakukan baru mencapai 35 hektare.
Pengembangan tidak hanya terbatas pada sisi darat (land side), tetapi juga sisi udara (air side) dalam bentuk perpanjangan landasan pacu (runway). Rencananya, runway saat ini sepanjang 3.000 meter akan ditambah 400 meter.