Bisnis.com, JAKARTA -- Kamboja tertarik pada pembangkit listrik apung buatan Indonesia untuk menyiasati ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga air di negara itu.
Minat itu disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Kamboja Sun Chanthol saat berkunjung ke PT PAL Indonesia (Persero) pekan ini. Dia didampingi oleh Deputi Menteri, CEO Sihanoukville Autonomous Port Lou Kim Chhun, dan Sekretaris Pertama KBRI untuk Kamboja Noam Lazuardy.
Sun Chanthol tertarik pada produk barge mounted power plant (BMPP) atau pembangkit listrik apung dan kapal tunda (tug boat) karena spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan Kamboja.
BMPP akan dipergunakan untuk diversifikasi energi mengingat Kamboja selama ini mengandalkan listrik yang diproduksi PLTA yang sering mengalami kendala pada musim kemarau.
"Debit air yang menyusut pada musim kemarau menyebabkan penurunan produksi listrik. Dalam satu tahun, kebutuhan listrik Kamboja mencapai 2017 megawatt," katanya seperti dikutip dalam siaran pers PT PAL, Minggu (22/9/2019).
Sementara itu, tug boat akan digunakan untuk keperluan transportasi Delta River dan fungsi tunda pelabuhan.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh mengatakan PT PAL siap menjadi penyedia solusi dan sangat terbuka terhadap kebutuhan Kamboja.
Dalam kunjungannya, Sun Chanthol beserta rombongan sempat mengunjungi berbagai fasilitas di PT PAL, yakni Dok Irian, Dok Kapal Selam Alugoro, fasilitas produksi Divisi Rekayasa Umum, fasilitas produksi Divisi Kapal Perang, fasilitas produksi Divisi Kapal Niaga, dan Dok Semarang.