Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI CHINA: Ini Kata Bos Xiaomi Soal Indonesia

Produsen ponsel pintar terbesar ketiga di Indonesia, Xiaomi, masih akan menempatkan Asean, terutama Indonesia, sebagai rencana kerja utama pada tahun depan.
Chairman & CEO Xiaomi Lei Jun saat memberikan sambutan dalam pembukaan The 16th China-ASEAN Expo (CAEXPO) dan The 16th China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS), Sabtu (21/9/2019)./Bisnis-Gajah Kusumo
Chairman & CEO Xiaomi Lei Jun saat memberikan sambutan dalam pembukaan The 16th China-ASEAN Expo (CAEXPO) dan The 16th China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS), Sabtu (21/9/2019)./Bisnis-Gajah Kusumo

Bisnis.com, NANNING, China — Produsen ponsel pintar terbesar ketiga di Indonesia, Xiaomi, masih akan menempatkan Asean, terutama Indonesia, sebagai rencana kerja utama pada tahun depan.

Chairman & CEO Xiaomi Lei Jun menyebut pasar di Asean, terutama Indonesia, sangat berpotensi karena rata-rata penduduknya berumur kurang dari 35 tahun.

“Saya punya harapan besar bahwa hubungan dengan Asean, terutama Vietnam dan Indonesia, akan makin panjang dan besar,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam pembukaan The 16th China-ASEAN Expo (CAEXPO) dan The 16th China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS), Sabtu (21/9/2019).

Lei Jun menambahkan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) dan manufaktur akan terus berkembang di masa depan.

Pada CAEXPO 2019, Lei Jun mengungkapkan kerja sama yang saling toleran antara China dan Asean akan mendorong ekonomi kedua belah pihak menuju arah yang lebih terbuka dan saling menguntungkan. “Kita [China dan Asean] harus saling bahu membahu untuk menciptakan kestabilan dunia.”

Seperti diketahui, perusahaan teknologi asal Hong Kong, Xiaomi Corporation, menjadi perusahaan termuda yang masuk ke dalam daftar Fortune Global 500 dengan duduk di peringkat ke-468, sekaligus peringkat ke-7 dalam kategori layanan internet dan ritel.

Di Indonesia, berlokasi di PT Sat Nusapersada Tbk., Batam, pabrik Xiaomi mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan lokal dan telah mematuhi ketentuan regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sejak Februari 2017.

Adapun, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung bahwa momentum puncak periode bonus demografi di Indonesia berada di rentang 2020 hingga 2024, di mana negara bakal mendapat keuntungan dari besarnya proporsi penduduk usia produktif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper