Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skema Pertahanan Sistem Kelistrikan Jawa-Bali Harus Diperbaiki

Pertahanan sistem kelistrikan Jawa-Bali perlu diperbaiki agar tidak mengulang kejadian blackout yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) dengan lama pemulihan mencapai 36 jam. 
Pekerja berkomunikasi dengan operator alat berat pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315 MW di Desa Lontar, Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Pekerja berkomunikasi dengan operator alat berat pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315 MW di Desa Lontar, Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA — Pertahanan sistem kelistrikan Jawa-Bali perlu diperbaiki agar tidak mengulang kejadian blackout yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) dengan lama pemulihan mencapai 36 jam. 

Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Supangkat Iwan Santoso mengatakan dengan beban puncak mencapai 27.000 MW, sistem pertahanan yang kuat untuk menghindari terjadinya gangguan perlu dilakukan. 

Saat ini, kriteria keandalan sistem Jawa-Bali adalah N-1, yakni apabila satu sirkuit mengalami perawatan, seharusnya tidak terjadi gangguan karena sistem transmisi masih bisa didukung oleh tiga sirkuit lainnya. 

Menurutnya, lama pemulihan blackout yang terjadi tersebut masih lebih cepat dibanding kejadian serupa yang pernah dialami New York dengan waktu pemulihan mencapai 48 jam. Namun, pemulihan blackout di London memiliki waktu jauh lebih singkat, yakni hanya 2 jam. 

Iwan mengatakan pemulihan yang cukup lama pada kejadian blackout tempo lalu karena gangguan yang sudah telanjur meluas. Seluruh pembangkit yang berada di kawasan Jawa bagian barat berada dalam kondisi mati dan perlu waktu lama untuk menghidupkan kembali. 

"Keandalan pada saat operasi supaya tidak ada gangguan khususnya sampai blackout ini saya kira perlu diperbaiki. Kita sadari kondisi-kondisi ini membuka mata kita untuk kita perbaiki. Bukan hanya tugas PLN tetapi tugas kita semua," katanya, Rabu (18/9/2019).

Chairman of Indonesian National Committee of CIGRE Herman Darnel Ibrahim mengatakan kemungkinan penyebab blackout di Jawa bagian barat tempo lalu adalah instabilitas karena kelebihan beban. Menurutnya, selama suplai pembangkit dan beban seimbang, seharusnya tidak menyebabkan blackout

"Yang ingin saya tekankan di sini, transmisi [mengalami] gangguan oleh pohon tidak bisa jadi penyebab  blackout. Kalau tidak terjadi overloading pada  yang lain, tidak akan berkembang [dampak gangguan] dia," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper