Bisnis.com, JAKARTA – Pengawasan pemerintah yang intensif, kehadiran masterplan ekonomi syariah, serta perhatian langsung dari pemimpin negara membuat sejumlah organisasi yakin tenaga kerja serta industri syariah Indonesia dapat bersaing di kancah global.
Hal ini diungkapkan oleh Country Manager Indonesia Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) Dwi Putra Widiyanto saat ditemui di Jakarta, pada Selasa (17/9/2019).
Keyakinan Putra dilatarbelakangi oleh kehadiran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang dia nilai bertindak sebagai katalisator untuk memacu kemajuan industri keuangan syariah. Ia juga mengapresiasi sejumlah kebijakan yang dilakukan KNKS untuk meningkatkan bidang ini di Indonesia.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah memiliki perhatian yang besar terhadap industri keuangan syariah. Hal ini terbukti dari hadirnya Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin KNKS serta dirilisnya Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (Meksi) 2019-2024 pada Mei 2019.
“Ini menandakan Indonesia memiliki concern yang besar terhadap industri ini, sampai-sampai presidennya turun tangan menjadi pemimpin,” katanya saat ditemui di Jakarta pada Selasa (17/9/2019).
Faktor lain yang meningkatkan optimisme adalah modal yang dimiliki Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Bila pemerintah dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang melimpah secara optimal, Putra mengatakan tenaga kerja Indonesia pada bidang ini dapat merambah industri syariah secara global.
“Dengan program-program sertifikasi dan pengawasan yang baik dari pemerintah, saya yakin industri syariah Indonesia serta pelakunya dapat bersaing menjadi nomor satu di dunia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah KNKS Sutan Emir Hidayat mengatakan, selain sertifikasi, para tenaga kerja Indonesia juga perlu meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa asing, seperti bahasa inggris. Hal tersebut agar mereka dapat berkomunikasi secara jelas dengan mitra kerja yang berasal dari berbagai negara.
“Selain itu, mindset tenaga kerja Indonesia juga harus berubah. Mereka kebanyakan merasa inferior terhadap tenaga kerja dari negara lain. Saya yakin secara kemampuan, SDM Indonesia tidak kalah dengan yang lain. Mereka hanya harus membiasakan diri terhadap kondisi dunia yang sudah borderless dengan mempelajari bahasa asing dengan baik dan merubah pola pikir,” jelas Emir.