Bisnis.com, JAKARTA – Langkah pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) ‘membakar emosi’ Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Kamis (12/9) waktu setempat, ECB memangkas suku bunga deposito sebesar 10 basis poin ke rekor terendah minus 0,5 persen dan mengatakan akan memulai kembali pembelian obligasi senilai 20 miliar euro per bulan mulai 1 November.
Imbas langkah ECB itu membawa nilai tukar euro ke posisi lebih rendah terhadap dolar AS. Nilai tukar euro melemah 0,75 persen ke bawah level US$1,09 pada Kamis (12/9), menurut data CNBC. Trump pun meradang.
Melalui akun Twitter miliknya pada Kamis (12/9), Trump menuliskan bahwa ECB "berhasil" dalam "mendepresiasi euro terhadap dolar AS”, sehingga merugikan ekspor AS. Sementara itu, bank sentral AS Federal Reserve dinilainya tidak mengambil tindakan apapun.
European Central Bank, acting quickly, Cuts Rates 10 Basis Points. They are trying, and succeeding, in depreciating the Euro against the VERY strong Dollar, hurting U.S. exports.... And the Fed sits, and sits, and sits. They get paid to borrow money, while we are paying interest!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) September 12, 2019
Dolar AS yang lebih lemah diketahui mengangkat daya tarik produk-produk buatan AS bagi para pembeli untuk membelinya dengan harga lebih terjangkau dalam mata uang lain.
Terkait cuitan Trump tersebut, Gubernur Presiden ECB Mario Draghi menampik tegas anggapan Trump soal nilai tukar euro.
Baca Juga
“Kami memiliki mandat, kami mengejar stabilitas harga dan kami tidak menargetkan nilai tukar, titik,” tegasnya, seperti dilansir dari CNBC.
Cuitan terbaru itu merupakan kritikan dari Trump yang kesekian kalinya terhadap The Fed. Trump berulang kali telah lantang menyuarakan ketidaksetujuannya dengan pendekatan The Fed yang berhati-hari soal pemangkasan suku bunga dan ketidaksukaannya penguatan dolar AS.
Oleh Trump, otoritas moneter AS tersebut dipandang bertanggung jawab karena telah melancarkan tingkat suku bunga bank yang relatif tinggi untuk kekuatan dolar AS.
Pekan lalu, dolar AS mencapai level tertingginya dalam dua tahun setelah melambatnya pertumbuhan global dan pelonggaran moneter yang lebih agresif di negara-negara lain mendorong investor memburu mata uang ini.
Pada Rabu (12/9), Trump menuliskan lewat Twitter bahwa “orang-orang bodoh” di dalam The Fed harus memangkas suku bunga menjadi nol "atau kurang". Ia menyalahkan para pembuat kebijakan atas melambatnya pertumbuhan ekonomi.