Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Hanya Insentif Pajak, Pemerintah Harus Dorong Penguasaan Ilmu Sains

Yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah memberi arahan kepada anak muda agar mau masuk ke ilmu sains untuk menggeliatkan sektor industri dan teknologi dalam negeri.
Siswa Polman Astra. Politeknik Manufaktur Astra adalah institusi pendidikan tinggi vokasi yang berada di bawah naungan Yayasan Astra Bina Ilmu, satu dari 9 Yayasan yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk. /foto polman.astra.ac.id
Siswa Polman Astra. Politeknik Manufaktur Astra adalah institusi pendidikan tinggi vokasi yang berada di bawah naungan Yayasan Astra Bina Ilmu, satu dari 9 Yayasan yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk. /foto polman.astra.ac.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonom Unika Atmajaya Jakarta Agustinus Prasetyantoko menambahkan, inisiatif pemberian insentif super deduction tax sebenarnya sudah positif bagi industri.

Namun yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah memberi arahan kepada anak muda agar mau masuk ke ilmu sains untuk menggeliatkan sektor industri dan teknologi dalam negeri.

"Peminat fakultas science kini menurun saya agak kaget profil nasional sekitar 6 juta jumlah mahasiswa masuk jurusan hard science kurang dari 1 juta, selebihnya praktis," ungkap Prasetyantoko.

Menurutnya, langkah pemerintah melakukan moratorium atas ilmu sosial sudah merupakan langkah yang tepat. Kini, pemerintah hanya perlu mengevaluasi pihak swasta dan upaya swasta menggandeng sektor pendidikan dalam pengembangan vokasi.

"Kalau tidak ada swasta yang masuk jurusan science, artinya itu hanya menunda pengangguran saja," jelas Prasetyantoko.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, SDM menjadi fokus pemerintah karena pada 2045, Indonesia diprakirakan sudah masuk era aging society dengan bonus demografi. Nantinya, usia produktif sekitar 47%, dan 73% masyarakat akan tinggal di perkotaan.

Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengupayakan sektor ekonomi yang punya nilai tambah lebih tinggi. Sri Mulyani pun menegaskan upaya untuk menghadapi tantangan ini adalah melalui perbaikan produktivitas dan daya saing.

Dia menilai Indonesia punya kesempatan untuk belajar dari negara tetangga yang berhasil bangkit di tengah krisis.

"Korea Selatan sudah sangat advance hanya dengan satu generasi bisa memotong garis kemiskinan dan dari middle income ke higher income country," kata Sri Mulyani.

Untuk mengulangi cerita sukses Korea Selatan di Indonesia serta keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) maka Indonesia perlu reformasi struktural bidang ekonomi. Caranya dengan penguatan SDM ditunjang hilirisasi industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper