Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian ESDM mengaku kesulitan melakukan uji coba penggunaan avtur yang dicampur dengan bahan nabati dari sawit atau bioavtur pada pesawat terbang.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya sejak 2015 lalu telah meminta ke pihak maskapai untuk melakukan uji coba pada sejumlah pesawat, tetapi hingga saat ini belum ada daftar yang mampu diujicobakan. Upaya untuk meyakinkan penumpang mengenai uji coba tersebut menjadi kendala karena dinilai berisiko tinggi.
Padahal, di sejumlah negara telah dilakukan uji coba penggunaan bioavtur.
"Iya [ minta uji coba dari 2015], tapi penumpang agak sulit diyakinkan. Sepersepuluh mati mesinnya, mati semua," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Oleh karena itu, pihaknya masih fokus pada produksi biodiesel supaya biaya bisa ditekan dan semakin ekonomis. Hingga saat ini, produksi bioavtur belum dilakukan meskipun teknologi di Indonesia sudah memadai.
Adapun bioavtur akan memanfaatkan biji sawit atau kernel untuk diolah sebagai bahan bakar. Berbeda dengan biodiesel yang memanfaatkan kulit daging dari kelapa sawit.
"Avtur dari sawit itu mungkin. Sawit bisa jadi bahan bakar," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan Indonesia memproduksi avtur berbahan sawit pascaprogram mandatori biodiesel sebagai pengganti solar mulai menunjukkan hasil.
Menurutnya, Indonesia sudah mulai memproduksi avtur dan tidak melakukan impor. Namun, dia mengharapkan, Indonesia bisa lebih dari sekedar memproduksi avtur dengan menggunakan sawit sebagai bahan baku produksi.
"Kita bisa lebih dari itu, kita bisa ekspor avtur, kita juga ingin produksi avtur berbahan sawit," katanya dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Nota Tahunan di Periode Joko Widodo-Jusuf Kalla, Jumat (16/8/2019).