Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) menyatakan realisasi produksi pada semester I/2019 menunjukkan sinyal positif. Asosiasi memprediksi produksi hingga akhir tahun akan lebih tinggi dari relisasi pertumbuhan tahun lalu.
Ketua Asrim Triyono Pridjosoesilo mengatakan produksi minuman ringan pada semester I/2019 tumbuh 2%. Namun, Triyono menilai pertumbuhan tersebut merupakan sinyal positif bagi industri minuman nasional.
“Semester I/2018 itu kami minus [produksinya] kalau tidak salah, maka ada perbaikan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (3/9/2018).
Triyono menilai kenaikan produksi pada semester I/2019 disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya ialah para pelaku industri minuman ringan telah beradaptasi dengan perubahan pasar lokal. Menurutnya, kini para pelaku industri mulai mengaitkan kegiatan distribusi dengan promo pada industri pariwisata.
Selain itu, Triyono melihat kegiatan pemilihan kursi eksekutif yang berjalan relatif aman membuat konsumen tak lagi menahan belanja. “Walaupun pemilu tidak mendorong konsumsi yang tinggi, rasa aman membuat mereka mau spend.”
Triyono mengatakan peningkatan produksi tersebut terus terjadi pada Juli lantaran momentum Lebaran. Namun, produksi minuman ringan diperkirakan akan menurun pada Agustus seiring dengan menurunnya Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia ke level 40,0.
Menurutnya, produksi minuman ringan hingga akhir tahun dapat tumbuh 3%-4%. Proyeksi tersebut didasari adanya insentif yang diberikan pemerintah kepada industri dan masyarakat seperti insentif pada pelatihan, insentif pada kegiatan penelitian, dan peningkatan dana desa.
Triyono optimistis ketiga hal tersebut dapat membuat daya beli masyarakat bawah naik. Alhasil, serapan minuman ringan di pasar lokal akan meningkat. “Karena konsumen kami sebagian besar memiliki social economy status C dan D,” katanya.