Bisnis.com, DENPASAR -- Bank Indonesia menggelar konferensi internasional ke-13 Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) dengan tiga prioritas pembahasan yakni; ekonomi digital, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi.
Solikin M. Juhro, Kepala Institut Bank Indonesia, menyatakan mengusung temaa konferensi kali “Maintaining Stability and Strengthening Momentum of Growth Amidst High Uncertainties in Digital Era”, BI berharap bisa merumuskan hasil pemikiran dan analisis para pakar dalam mewujudkan kemajuan teknologi.
"Tema ini jadi concern Bank Indonesia dengan kondisi ketidakpastian global yang tinggi," ujar Solikin di The Anvaya Hotel, Rabu (28/8/2019).
Solikin menyatakan saat ini bank sentral di banyak negara juga terus mengambil langkah untuk memahami implikasi dari perubahan teknologi pada kebijakan ekonomi, baik kebijakan moneter, ekonomi makro, sistem keuangan dan sistem pembayaran.
Melalui konferensi ini diharapkan para peneliti dari Indonesia maupun dari luar negeri dapat bertemu dan belajar satu sama lain, sehingga memperkuat ekosistem penelitian di Indonesia.
Solikin juga menegaskan perihal perluasan kemitraan, peningkatan kualitas BMEB, penguatan mutu konferensi, dan penguatan dampak positif dari penyelenggaraan konferensi.
"Kita saat ini ada dari UI, IPB, UGM, Unsoed, dan Unair. Kami perluas lagi dengan kemitraan bersama Unpad dan ADB [Asian Development Bank] dan ISEI [Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia]," pungkasnya.
Dia menambahkan, dalam perluasan kemitraan BI juga meningkatkan kualitas BMEB dengan menerima artikel ilmiah di bidang ekonomi moneter, ekonomi makro, keuangan dan perbankan, pengaturan makroprudensial, stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, ekonomi internasional dan ekonomi pembangunan.
Standar seleksi BMEB atas artikel ilmiah semakin diperketat. Reviewers yang bermitra dengan BMEB untuk menyeleksi artikel ilmiah yang masuk berasal dari 17 negara dan mayoritas memiliki Scopus h-index yang tinggi sehingga sangat
kompeten dibidangnya.
"Seleksi artikel dilakukan melalui proses double-blind manuscript review process, yang diikuti pula oleh langkah antisipasi terhadap kemungkinan plagiarisme secara ketat," tegasnya.
Dengan pendekatan double-blind review process, identitas baik penulis maupun penilai saling tidak mengetahui.
Asal tahu saja BMEB telah terindeks dalam Google Scholar, ISJD (sistem repositori jurnal ilmiah yang dikelola oleh LIPI), Cross-Ref, ASEAN Citation, the Directory of Open Access Journal (DOAJ) dan the Science and Technology Index (SINTA) yang dikeluarkan oleh Kemenristek Dikti.
Sejak Juli 2019, setelah melalui tahapan evaluasi dari Content Selection and Advisory Board dari Scopus, BMEB telah menjadi jurnal yang terindeks Scopus.
"Diharapkan dengan indeksasi Scopus tersebut, BMEB dapat memberikan kontribusi pada penguatan ekosistem riset ekonomi di Indonesia," terang Solikin.