Bisnis.com, JAKARTA -- DPP Pelayaran Rakyat Indonesia menyambut baik ide PT Pelabuhan Indonesia III agar subsidi Tol Laut dialihkan dari pelayaran besar ke pelayaran rakyat karena dapat memangkas biaya operasional.
Ketua Umum DPP Pelayaran Rakyat Indonesia (Pelra) Sudirman Abdullah mengatakan selama ini kapal kayu milik Pelra memang menikmati BBM subsidi dengan harga tebus sekitar Rp5.500 per liter-Rp6.000 per liter. Komponen itu menyumbang 30% terhadap total biaya operasional kapal Pelra untuk beberapa rute, misalnya, Tenau-Makassar. Adapun 70% sisanya mencakup gaji ABK, biaya perbekalan, dan tarif kepelabuhanan.
"Kalau Pelra disubsidi, kami setuju sekali, karena bisa meringankan biaya operasional. Hanya pertanyaannya, subsidi apa," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (22/8/2019).
Berdasarkan data Pelra, terjadi penurunan drastis jumlah armada pelayaran rakyat dalam 5 tahun terakhir. Sekitar 2000, total armada anggota Pelra sekitar 3.000 unit. Namun mulai 2014, jumlah kapal menurun hingga sekarang menjadi sekitar 1.900 unit.
Penyusutan jumlah armada itu terjadi karena kesulitan mendapatkan muatan. Pelra harus menunggu 1 bulan hingga 2 bulan agar muatan penuh sehingga menutup biaya pengangkutan.
Di sisi lain, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengusulkan agar subsidi kapal Tol Laut yang menuju Kupang dapat dialihkan ke kapal pelayaran rakyat, merespons gagasan Presiden Joko Widodo menjadikan Pelabuhan Tenau sebagai hub di timur.
Saat ini, dia menilai subsidi diberikan kepada pelayaran dari pelabuhan besar ke pelabuhan hub, misalnya, dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ke Pelabuhan Tenau. Doso berpendapat, subsidi dapat dialihkan ke kapal pelayaran rakyat dari Pelabuhan Tenau ke pelabuhan-pelabuhan pengumpan di sekitarnya.