Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menerapkan sejumlah jalan pintas dalam bidang pendidikan untuk mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan saat ini kunci meningkatkan daya saing dan inovasi bangsa adalah pendidikan.
Untuk itu pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat peningkatan daya saing SDM di Tanah Air.
"Tidak banyak negara [di dunia] yang menentukan 20% dari seluruh anggaran [dialokasikan khusus] untuk pendidikan," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (19/8/2019).
Jalan pintas lain yang ditempuh pemerintah adalah membentuk dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Dana abadi ini diperuntukan bagi siapa saja yang mampu secara akademis untuk melanjutkan pendidikan di 100 universitas terbaik dunia tanpa syarat apapun.
"Mungkin dulu [menerima] beasiswa pakai ikatan [dinas wajib mengabdi dalam jangka tertentu]. Sekarang tanpa ikatan apapun," kata JK.
Dana yang dikelola untuk pendidikan tinggi ini setiap tahun juga terus ditambah oleh pemerintah agar semakin banyak mahasiswa pintar mampu melanjutkan pendidikannya.
"Dananya sekarang [ada] Rp30 triliun. Dan mungkin tahun depan naik jadi Rp50 triliun, karena semua sisa anggaran [Silpa APBN] sebagian besar masuk ke situ," katanya.
Jalan pintas ini, katanya, sebagai upaya terobosan. Pasalnya jika dibandingkan di China, Indonesia telah memiliki ribuan universitas dengan beragam kualitas.
"Kalau di China untuk maju hanya dengan 2.500 universitas. Kita negara yang seperlima dari China, universitasnya 4.700. begitu banyaknya dari paling bagus hingga ruko namun kadang kualitasnya bikin gemas juga," katanya.
Jusuf Kalla menambahkan berbagai upaya jalan pintas ini termasuk dengan rencana memasukan dosen asing sebagai dekan.
Hal ini sebagai kesadaran pemerintah bahwa pendidikan dan inovasi harus dijalankan. Dengan pendidikan dan inovasi yang baik maka suatu negara dapat bertransformasi untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.
"Karena hanyalah yang punya inovasi pengetahuan, nilai tambah, dan industri yang baik yang akan menangkan persaingan," katanya.