Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Macet di Jabodetabek, BPTJ Tambah 2.000 Bus Lagi pada 2020

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono menuturkan 2.000 bus itu di antaranya sudah termasuk penggunaan bus listrik.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono (tengah), Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi (kanan) dan Kepala Humas BPTJ Budi Raharjo di Jakarta, Jumat (16/8/2019). BISNIS/Rinaldi M Azka
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono (tengah), Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi (kanan) dan Kepala Humas BPTJ Budi Raharjo di Jakarta, Jumat (16/8/2019). BISNIS/Rinaldi M Azka

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengeloa Transportasi Jabodetabek menargetkan penambahan jumlah armada angkutan massal berbasis bus di Jakarta, Bogor,  Depok Tangerang dan Bekasi mencapai 2.000 unit pada 2020.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menuturkan jumlah bus itu di antaranya sudah termasuk penggunaan bus listrik.

Dia menuturkan pihaknya tengah menyiapkan kompensasi atas disinsentif berupa perluasan pembatasan kendaraan roda empat bernomor polisi ganjil genap yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada pengguna jalan.

"Kompensasinya, kita harus siapkan orang yang berpindah angkutan umum, kami targetkan sampai 2020 kira-kira 2.000 unit [bus] baru, bahkan itu unitnya nanti akan kami usahakan sudah mulai kendaraan bus listrik," jelasnya, Jumat (16/8/2019).

Saat ini, produk bus bertenaga listrik sudah ada yang diujicobakan melalui operator Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD).

Dengan strategi itu, dia optimistis hingga 2020 akan ada penambahan armada bus bertenaga listrik yang merupakan kendaraan ramah lingkungan. Terlebih, kendaraan listrik mendapatkan insentif berupa dikecualikan dari pembatasan kebijakan pembatasan kendaraan ganjil genap.

Dia menuturkan, pengadaan bus tersebut dilakukan oleh para operator bus baik BUMN maupun swasta. "[Jenisnya] kami mulai kenalkan yang low deck lewat jalan Sudirman--Thamrin karena masyarakat sudah mulai tertib sudah tidak ada lagi pembayaran cash dan menunggu di halte," jelasnya.

Pengadaan bus tersebut akan mengombinasikan bus low deck dan high deck dengan ukuran besar dan menengah yang akan menggnatikan metromini dan Kopaja. 
 
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper