Bisnis.com, JAKARTA Presiden Joko Widodo mengharapkan Indonesia nantinya bisa memproduksi dan menggunakan bahan bakar nabati 100 persen (B100) sebagai pengganti solar.
Jokowi mengatakan Indonesia sudah mulai dengan program mandatori biodiesel 20 persen (B20) dan saat ini akan mulai masuk ke penerapan B30. Menurutnya, Indonesia harus terus meningkatkan besaran fatty acid methyl ester (FAME) dibanding solar dalam campuran bahan bakar nabati atau biodiesel. Bahkan, diharapkan Indonesia bisa memproduksi 100 persen bahan bakar nabati tanpa campuran solar.
"Tapi kita bisa lebih dari itu [B20 & B30], kita bisa membuat B100," katanya, dalam Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI, Jumat (16/8/2019).
Saat ini, B30 sedang melakukan tahap uji jalan yang ditarget rampung Oktober 2019. B30 rencananya akan diterapkan pada 2020 nanti.
Selain menguji B30, pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) juga sedang menyiapkan Kilang Plaju dan Dumai untuk mengonversi minyak kelapa sawit (CPO) 100 persen menjadi diesel yang akan dikenal dengan Delta 100 atau D100.
"Kita harus berani memulai dari sekarang beberapa lompatan kemajuan sudah kita lakukan," katanya.
Baca Juga
Adapun berdasarkan regulasi Peraturan Menteri Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain, Indonesia akan mulai menggunakan B30 pada 2020.
Serapan FAME untuk biodiesel B20 hingga Juni 2019 telah mencapai 95 persen dari target kumulatif pertengahan tahun atau sebesar 2,9 juta kiloliter (KL).
Adapun hingga akhir tahun 2019, alokasi serapan biodiesel ditarget sebesar 6,2 juta KL. Dengan serapan dari Januari hingga Juni 2019 sebesar 2,9 juta KL, maka serapan telah mencapai 47 persen dari alokasi. Artinya, serapan biodiesel hampir mencapai target pertengahan tahun ini yang seharusnya 3,1 juta KL.