Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan sumber daya manusia (SDM) menghadapi era Revolusi Industri 4.0 menjadi salah satu titik tekan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya di hadapan DPD-RI.
Untuk itu, Jokowi menekankan sekali lagi tentang pentingnya pendidikan vokasi yang akan dibutuhkan pasar the emerging skills. Untuk itu, vokasi harus sudah dilatihkan sejak jenjang pendidikan menengah.
“Untuk tingkat pendidikan tinggi kita harus berani mencanangkan target tinggi. bahwa SDM lulusan pendidikan tinggi kita harus kompetitif di tingkat regional dan global. Pertama, SDM kita harus kompetitif dalam karakter yaitu pekerja keras jujur kolaboratif solutif dan enterpreneurship. Kedua, SDM kita harus kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang menguasai the emerging skills yang mampu mengisi the emerging jobs dan inovatif dan membangun the emerging business,” tegasnya, Jumat (16/8/2019).
Namun, sambung Jokowi, untuk mencetak SDM yang pintar dan berbudi pekerti luhur harus didahului oleh SDM sehat dan kuat.
“Kita turunkan angka stunting sehingga anak-anak kita bisa tumbuh menjadi generasi yang premium. Kita perluas akses kesehatan dengan pemanfaatan teknologi dan pembangunan infrastruktur dasar ke seluruh pelosok tanah air. Kita tingkatkan kualitas kesehatan dengan pengembangan inovasi dan budaya hidup sehat.”
Pada kesempatan yang sama RI-1 menjelaskan bahwa periode puncak bonus demografi yang akan dirasakan Indonesia pada 2020—2024 harus dilewatkan untuk fokus pada pengembangan kualitas SDM dengan menggunakan cara-cara baru.
Baca Juga
Dengan demikian, tegasnya, bonus demografi tersebut akan menjadi ‘bonus lompatan kemajuan’ bagi Indonesia.
“Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan harus kita dukung untuk melakukan pembenahan secara besar-besaran agar mampu menghadapi perubahan. Persaingan dunia yang semakin ketat dan disrupsi di berbagai bidang, membutuhkan kualitas SDM yang tepat,” ujar Jokowi, Jumat (16/8/2019).
Menurutnya, Indonesia membutuhkan SDM yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat. Indonesia juga membutuhkan SDM yang menguasai ketrampilan dan menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan.
Pendidikan pun harus berakar pada budaya bangsa memperjuangkan kepentingan nasional dan tanggap terhadap perubahan dunia.
“Keluarga dan lembaga pendidikan menempati peran sentral dalam pendidikan anak-anak kita. Budi pekerti sopan santun toleransi dan kedisiplinan termasuk kebiasaan mengantri dengan sabar dan teratur harus kita tanamkan sejak dini. Biasa mandiri percaya diri gotong royong dan saling peduli harus kuat ditanamkan dalam pendidikan dasar kita. Mencari sumber belajar sendiri, berpikir kritis, dan tidak mudah terhasut problem solving harus sudah tertanam kuat pada pendidikan menengah kita,” paparnya.