Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Juli 2019 adalah US$15,51 miliar atau naik 34,96% dibandingkan dengan Juni 2019.
Kenaikan impor utama terjadi untuk impor nonmigas yang naik 40,72%. Adapun secara tahunan (yoy) total impor Juli 2019 mengalami penurunan 15,21%.
Seluruh komponen impor secara tahunan mengalami pertumbuhan negatif. Impor konsumsi tercatat US$1,46 miliar atau naik 42,15% secara bulanan (mom) tetapi turun 14,49% secara tahunan (yoy).
Adapun impor bahan baku penolong tercatat US$11,27 miliar atau naik 29,01% mom dan turun 17,76% yoy. "Ada beberapa komoditas bahan baku penolong yang besar yaitu mobile phone tanpa baterai dari China, lalu bungkil kedelai," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (15/8/2019).
Untuk impor barang modal naik tinggi yakni 60,73% mom dan turun 3,52% yoy. "Impor barang modal ini diharapkan berkontribusi terhadap PMTB," jelasnya.
Di pihak lain, kinerja ekspor Juli tercatat US$15,45 miliar atau naik siginifikan dibandingkan Juni sebesar 31,02%. Kenaikan ditopang baik migas maupun nonmigas. Akan tetapi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu turun 5,12%.
Ekspor menurut sektornya dipicu oleh migas yang naik tinggi 115,19% secara bulanan baik karena karena kenaikan ekspor minyak mentah, nilai hasil minyak, dan nilai gas. Adapun untuk tahunan ekspor migas naik 13,35%. Sektor pertanian juga naik 50,16% bulanan dan 4,51% tahunan.
Ekspor sektor pertambangan dan lainnya mencatatkan penurunan 26,07% secara tahunan, tetapi naik 11,78% secara bulanan. Adapun industri pengolahan turun 2,75% secara tahunan dan naik 27,47% secara bulanan.