Bisnis.com, JAKARTA -- Aplikasi pembayaran daring, Gopay, menyatakan ingin mendapatkan manfaat dari besarnya potensi pertumbuhan bisnis jual beli daring dengan masuk ke pembayaran jasa pengiriman ekspres.
Head of Offline Payments Gopay Ardelia Apti mengatakan bahwa saat ini ekonomi digital yang dijalankan oleh para pedagang daring memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan sektor logistik dan begitu pula sebaliknya. Menurutnya, industri jasa logistik sangat membantu para pedagang daring termasuk UMKM menjangkau pelanggan yang lebih luas.
Oleh karena itu, dia menyatakan Gopay kini merambah pembayaran jasa pengiriman ekspres JNE guna mengembangkan bisnis pembayaran digitalnya.
"Sejalan dengan semangat kami untuk membantu memaksimalkan potensi UMKM, kami berharap kehadiran Gopay di kantor JNE di seluruh Indonesia bisa semakin memudahkan bertransaksi pengiriman barang sehingga mereka bisa meningkatkan skala bisnisnya. Para UMKM pun bisa semakin terbiasa memanfaatkan teknologi mengembangkan usahanya,” jelasnya, Selasa (13/8/2019).
Saat ini, dia menuturkan Gopay sudah bisa diterima di 420.000 rekanan usaha yang 90 persen di antaranya adalah sektor UMKM.
Sejauh ini, Gopay sudah merambah pembayaran di gerai makanan dan minuman, supermarket, minimarket, pedagang kaki lima, sedekah di masjid, serta donasi bagi pengamen jalanan.
"Dengan kerja sama Gopay dan JNE ini, kami berharap bahwa akan semakin banyak pelaku UMKM terutama pedagang online yang bisa merasakan manfaat pembayaran nontunai sehingga kedepannya perekonomian mereka pun juga ikut terbantu,” ujarnya.
Pelanggan JNE yang melakukan pembayaran menggunakan Gopay bisa menikmati promo cashback sebesar Rp5.000. Layanannya pun ditargetkan dapat dilakukan pada 7.000 gerai dan agen JNE di seluruh Indonesia pada Agustus 2019. "Kami sebenarnya yang penting conversion-nya bagus, dari yang pakai cash jadi pakai Gopay tapi tidak ada target tertulisnya," ujarnya.
Berdasarkan laporan McKinsey, pada 2022 pasar jual-beli daring akan mengalami pertumbuhan sebesar delapan kali lipat dibandingkan pada 2017, dan penjualan dari sektor jual-beli daring diproyeksikan bisa mencapai US$40 miliar.
Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut di Indonesia adalah peningkatan partisipasi pelaku UMKM di pasar digital, menciptakan ekosistem di mana konsumen bisa memiliki lebih banyak pilihan produk serta opsi layanan pengiriman yang dapat diandalkan.