Bisnis.com, JAKARTA Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang pembangkit panas bumi (PLTP) pada tahun ini mampu mencapai 2.133,5 MW lewat dari tambahan empat pembangkit berkapasitas total 185 MW.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM FX Sutijastoto mengatakan apabila kapasitas terpasang PLTP semakin meningkat, maka dapat mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Adapun apabila kapasitas terpasang PLTP mampu mencapai 6.000 MW hingga 7.000 MW, akan terjadi pengurangan impor BBM sebanyak 100.000 barel per hari.
Selain itu, PLTP juga terhitung ramah lingkungan dengan emisi yang hanya seperlima dari emisi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Bahkan, emisinya hanya sepersepuluh dari pemakaian genset yang menggunakan solar.
Menurutnya, apabila PLTP dikembangkan pada satu wilayah, pembangunan infrastruktur juga bakal semakin berkembang. Hal ini akan berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
PLTP juga mampu melindungi kawasan hutan karena akan menjadikannya sebagai kawasan konservasi. "Sekarang kita lihat PLTU murah karena emisi yang bayar masyarakat. Panas bumi mengandung biaya lingkungan," katanya, Selasa (14/8/2019).
Menurutnya, pembangkit skala kecil dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan bauran panas bumi. Setidaknya, potensi PLTP skala kecil di Indonesia cukup banyak, yakni mencapai 150 MW.
Baca Juga
"Kita dorong pembangkit skala kecil supaya dapat listrik cepat setahun dua tahun panen," katanya.