Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Canda Wapres JK ke Plt. Dirut PLN Sripeni : Cobaan Awal, Baru Belajar

Jusuf Kalla meminta Menteri ESDM dan Dirut PLN segera membangun pembangkit dan transmisi cadangan untuk menyangga kebutuhan listrik di Jabobetabek yang terus bertambah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kanan) didampingi oleh Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) meninjau stand pameran Indonesia International Geothermal Covention and Exhibition ke-7 di JCC. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kanan) didampingi oleh Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) meninjau stand pameran Indonesia International Geothermal Covention and Exhibition ke-7 di JCC. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak bercanda Pelaksanan Tugas Dirut Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sripeni Inten Cahyani dalam acara konferensi dan pameran pembangkit listrik berbasis tenaga geotermal di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (13/8/2019).

Candaan Wapres Kalla terkait dengan insiden pemadaman listrik massal (blackout) di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (4/8/2019).

Saat pemadaman berlangsung, Sripeni baru saja dilantik sebagai Plt. Direktur Utama PLN.

"Ibu ini baru 2 hari menjabat sudah kena masalah kan. Jadi masalah awal. Cobaan awal, baru belajar," ujar JK yang disambut gelak tawa para peserta seminar, Selasa (13/8/2019).

Meski demikian, Wapres Kalla mengingatkan seluruh hadirin atas pentingnya listrik bagi kehidupan manusia.

Menurutnya, peristiwa blackout dua minggu lalu menyadarkan masyarakat bahwa listrik tidak bisa digantikan oleh apapun.

Dia mencontohkan peristiwa pemadaman listrik yang terjadi di Indonesia kemarin tidak ada apa-apanya dengan negara lain. JK mencontohkan negara sebesar India pernah mengalami blackout hingga empat hari.

Karena itu, JK meminta Menteri ESDM dan Dirut PLN segera membangun pembangkit dan transmisi cadangan untuk menyangga kebutuhan listrik di Jabobetabek yang terus bertambah. Apalagi, setiap kali pertumbuhan ekonomi akan menambah 1,5% kebutuhan listrik.

"Misalnya pertumbuhan ekonomi 5% maka kebutuhan listrik akan meningkat menjadi 7%-8%. Tambah transmisi dan sistem. Semua harus diperbaiki, jadi listrik itu suatu infrastruktur tanpa hilir [akhir]," imbuhnya.

Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo sempat mendatangi kantor pusat PT PLN usai insiden pemadaman listrik pada Senin (5/8/2019). Presiden terlihat marah dan tak puas dengan penjelasan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper