Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan mengerahkan dua kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai dan satu kapal patroli cadangan untuk mengamankan dan mengawasi lokasi tumpuhan minyak di Tanjung Karawang Jawa Barat.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Ahmad mengatakan dua kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) milik Pangkalan PLP Tanjung Priok yakni Kapal Negara (KN) Alugara dan KN Jembio untuk bergantian melaksanakan pengawasan dan pengamanan bersama dengan kapal-kapal kelas III KSOP Kepulauan Seribu.
Untuk cadangan, lanjutnya, Pangkalan PLP Tanjung Priok juga menyiapkan satu kapal kelas II, yakni KN Kujang yang kini berada di perairan Cirebon untuk setiap saat digerakkan ke lokasi tumpahan minyak.
Ahmad menjelaskan KN Alugara sebagai salah satu kapal kelas satu dalam jajaran kapal patroli Indonesian Sea and Coast Guard terlibat dalam pengamanan sebagai antisipasi jika ada pihak luar yang mengganggu kegiatan oil boom di lokasi tumpahan.
"Secara bergantian kapal-kapal patroli Sea and Coast Guard dari pangkalan PLP Priok dan KSOP Kepulauan Seribu melaksanakan pengawasan dan pengamanan di wilayah tumpahan minyak tersebut," ujarnya dalam siaran pers, Minggu (11/8/2019).
Dia menyatakan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kepulauan Seribu harus terus-menerus mengawasi penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari anjungan yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONW) di Pantai Utara Jawa.
KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu menjadi Mission Coordinator (MC) Tier 1 sesuai Perpres No 109/2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut.
"Untuk penanganan offshore, hingga saat ini sudah melibatkan 46 kapal dan 937 orang personel yang dikerahkan untuk mengatasi tumpahan minyak dan oil boomyang digunakan sepanjang 5.700 m," jelas Ahmad.
Adapun, total tumpahan minyak yang dikumpulkan per 9 Agustus 2019 pukul 22.00 WIB mencapai 4.803,42 barel.
Untuk penanganan onshore, imbuhnya, oil boom dipasang sepanjang 2.070 m dan personel yang terlibat sebanyak 2.856 orang, yang terdiri atas KSOP Kepulauan Seribu, OSCT, masyarakat sekitar, Pokwasmas, TNI dan Polri.
"Tumpahan minyak terlihat di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa yang masih dalam proses pembersihan. Untuk Pulau Kelapa, Harapan, Pramuka, Tidung, Pari, Lancang, Ayer dan Arco Ardjuna tidak ditemukan adanya tumpahan minyak," kata Ahmad.
Ditjen Perhubungan Laut melalui KSOP Kepulauan Seribu akan terus melakukan pengawasan terhadap penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dengan mengerahkan sumber daya, baik personel maupun sarana prasarana, agar penyebaran tumpahan minyak dapat dilokalisasi dan cepat ditanggulangi.
Selain dukungan kapal patroli Sea and Coast Guard, Kapal Negara Kenavigasian juga telah memasang 13 buoy di sekitar lokasi kejadian di mana 1 buoy sebagai penanda dan 12 buoy sebagai static oil boom.
Sementara itu, Kepala Kantor KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu Herbert Marpaung menjelaskan dia selaku mission coordinator telah mengoordinasikan seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan tumpahan minyak, termasuk pergerakan kapal dan personel.
Secara aktif, Stasiun Radio Pantai (SROP) Tanjung Priok menerbitkan navigational warning melalui navigation telegram. KSOP Kepulauan Seribu juga mengaktifkan pos pantau di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Seribu.
"Dan sebagai bentuk dukungan, KSOP Kepulauan Seribu memberikan kemudahan dan prioritas serta percepatan perizinan untuk pergerakan kapal-kapal yang digunakan untuk menanggulangi pencemaran minyak tersebut," kata Herbert.