Bisnis.com, JAKARTA -- Colliers International merilis laporan bahwa ketegangan perang dagang AS-China telah memberi dampak pada bisnis properti dan bisnis sewa perkantoran di Asia.
Andrew Haskins, Executive Director of Research, Asia, Colliers menyatakan meningkatnya bunga dari Singapura dan Korea Selatan pada pasar properti global menyebabkan tensi dagang pada lintas negara dari Asia ke global dan sebaliknya kini makin berat. Meski demikian, pasar properti dalam pasar domestik Asia terpantau stabil.
Sam Harvey-Jones, Managing Director of Occupier Services, Asia, menyatakan bahwa pasar sewa di Asia mulai tak optimistis di China Selatan. Pasar perkantoran di Shanghai dan Beijing telah terimbas oleh penundaan permintaan akibat perang dagang dan di sisi lain suplai semakin banyak. Alhasil, investor mungkin akan beralih pada sektor lain ketimbang properti.
"Jika perang dagang berlanjut, Hong Kong mungkin akan kehilangan pasar ketimbang kota-kota lain di daratan China," ungkapnya, Senin (12/8/2019).
Asal tahu saja, ekonomi AS dan China terindikasi resesi. Pada 2018, IMF menyebut China mengekspor US$481 miliar ke AS. Sementara itu, AS mengekspor US$120 miliar ke China dari total US$601 miliar. Adapun pengenaan tarif 25% diberikan bagi produk ekspor China senilai US$250 miliar telah memperparah perang ini.
AS juga melanggar kerja sama yang disepakati di Jepang pada Juni 2019 dengan mengumumkan lagi AS akan mengenakan 10% tarif bagi semua produk impor China senilai US$300 miliar mulai 1 September 2019.