Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian Samarinda melepas ekspor hasil olahan kayu berbentuk veneer dari jenir kayu kruing sebanyak 67,16 m3 dengan nilai Rp602 juta ke India.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Agus Sunanto mengatakan selain ekspor kayu veneer, pihaknya juga mengekspor Palm Kernel Expeller (PKE) sebanyak 1.996,78 ton senilai Rp2,23 miliar dan lada biji sebanyak 50 ton senilai Rp476 juta ke Vietnam.
“Hingga saat ini hasil olahan kayu masih tetap menjadi primadona ekspor di Kalimantan Timur,” kata Agus dalam keterangan resminya, Jumat (9/8/2019).
Di sisi lain, Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Agus Sugiyono mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur memiliki beragam komoditas perkebunan dan kehutanan untuk diekspor. Seperti hasil olahan karet, produk kayu olahan seperti plywood, moulding, veneer kruing, lada biji, dan produk olahan turunan kelapa sawit.
“Berbagai komoditas tersebut telah rutin diekspor ke berbagai negara seperti Tiongkok, Vietnam, Myanmar, India, Taiwan, dan bahkan hingga ke Amerika Serikat," jelas Agus Sugiyono.
Agus menambahkan ada beberapa komoditas pertanian dan bahan asal hewan yang berpotensi diekspor dari Kalimantan Timur. Namun, hingga saat ini komoditas tersebut belum dapat diekspor langsung dari Samarinda, seperti pisang kepok asal Kecamatan Kaliorang Kutim, nanas sarikaya asal Kecamatan Palaran, sarang burung walet asal Samarinda, Kutim dan Kubar, serta taring babi asal Kubar.
Berdasarkan data sistem IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) Karantina Pertanian Samarinda pada tahun lalu tercatat melakukan 266 ekspor dengan nilai Rp82,42 miliar. Pada periode Januari—Juli 2019, tercatat total nilai ekspor Karantina Pertanian Samarinda mencapai Rp57,21 miliar.