Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun PLTD Senayan 100 MW, PLN Jamin MRT Jakarta Anti Blackout

PT PLN (Persero) menjamin moda raya terpadu (MRT) Jakarta akan dapat beroperasi meskipun terjadi blackout sistem kelistrikan dengan menambah penyokong daya dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Senayan berkapasitas 100 megawatt (MW). 
Petugas PLN sedang mengecek kesiapan operasi PLTD Senayan, Kamis (8/8/2019). / Ni Putu Eka Wiratmini
Petugas PLN sedang mengecek kesiapan operasi PLTD Senayan, Kamis (8/8/2019). / Ni Putu Eka Wiratmini

Bisnis.com, JAKARTA PT PLN (Persero) menjamin moda raya terpadu (MRT) Jakarta akan dapat beroperasi meskipun terjadi blackout sistem kelistrikan dengan menambah penyokong daya dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Senayan berkapasitas 100 megawatt (MW). 

Adapun selama ini, kebutuhan listrik MRT Jakarta hanya disuplai dari dua sistem, yakni Unit Pusat Pengatur Beban (UP2B) Gandul dan Gardu Induk Priok. Ketika blackout atau listrik padam terjadi, kedua sistem kelistrikan tersebut sama sekali tidak dapat memasok listrik ke MRT Jakarta. 

Sementara itu, PLN sejak Juli 2018 lalu, memang sedang menyiapkan PLTD Senayan yang dapat menjadi penyokong cadangan listrik untuk MRT Jakarta. Pembangkit ini memiliki kemampuan blackstart atau hidup tanpa aliran daya dari arah sebaliknya sehingga bisa masuk ke sistem dengan mudah. 

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan dengan kebutuhan listrik maksimal MRT Jakarta yang sebesar 60 MW, PLTD Senayan akan cukup andal dalam menyokong kebutuhan daya transportasi tersebut. Tidak hanya itu, PLTD Senayan juga diyakini akan mencukupi kebutuhan listrik MRT Jakarta tahap II yang sedang dibangun. 

Hingga saat ini, konstruksi PLTD Senayan telah mencapai 95 persen dan dipastikan mampu beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada 20 Oktober 2019. 

PLTD dengan nilai investasi Rp1 triliun ini digadang-gadang membutuhkan waktu hanya sekitar tujuh sampai 10 menit untuk masuk ke dalam sistem. Fungsi maksimal pembangkit tersebut untuk menyokong kebutuhan MRT adalah selama delapan hingga 10 jam, menyesuaikan dengan pasokan bahan bakar yang tersimpan. 

"Waktu kejadian [blackout], MRT kan padam, 17.30 WIB baru beroperasi, kemudian pada waktu itu semua supply alternatif tidak masuk," katanya di PLTD Senayan, Kamis (8/8/2019). 

Dia mengakui beberapa pembangkit listrik di Jawa bagian barat memang telah memiliki kemampuan blackstart seperti pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Muara Karang. Hanya saja, saat terjadi blackout, PLTGU Muara Karang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Meskipun demikian, dia berani menjamin PLTD Senayan tidak akan mengalami masalah dalam kemampuan blackstart. Pasalnya, PLTD Senayan juga akan menjadi penyokong backfeeding atau induksi daya listrik ke sistem untuk PLTGU Muara Karang dan Priok. 

"Ini akan memperkuat sistem blackstart yang ada di Jakarta," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper