Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan kembali front loading strategy dalam rangka penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk tahun depan masih terbuka lebar.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, strategi tersebut diambil dalam rangka mengantisipasi ketidakpastian pasar.
Meski demikian, Luky juga mengatakan bahwa hal sebaliknya juga mungkin terjadi. Apabila volatilitas pasar terjadi pada awal tahun, bukan tidak mungkin pemerintah memilih untuk menerbitkan SBN pada semester II/2020.
"Misal kalau tahun depan sangat volatil ya mungkin kita tidak akan ambil pada semester I. Front loading Itu situasional dan oportunistik sifatnya," ujar Luky, Kamis (8/8/2019).
Lebih lanjut, bukan tidak mungkin bagi pemerintah untuk lebih memanfaatkan utang bilateral dan utang dari organisasi internasional apabila penerbitan SBN dipandang tidak aman.
Oleh karena itu, Luky mengatakan hingga saat ini kemungkinan-kemungkinan strategi penerbitan SBN masih terbuka dan pihaknya memilih untuk fleksibel dan mengikuti pergerakan dan volatilitas pasar.
Direktur Penyusunan APBN Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, strategi penerbitan SBN dan komposisi utang dalam APBN 2020 masih belum dibahas.