Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN 2015: 57% Target Pembiayaan Dikejar Semester I

Pemerintah memastikan akan mengeksekusi 57% target pembiayaan APBN 2015 pada semester I, mengantisipasi pengetatan likuiditas di tengah rencana normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah memastikan akan mengeksekusi 57% target pembiayaan APBN 2015 pada semester I, mengantisipasi pengetatan likuiditas di tengah rencana normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat.

Sementara itu, sisanya akan diterbitkan pada semester II/2015. Khusus untuk penerbitan surat utang negara (SUN) domestik, strategi front loading menargetkan 54% dapat diraih pada paruh pertama tahun depan.

"Karena 54%-nya (berdenominasi) rupiah, maka supaya bisa 57%, yang international bonds lebih banyak (diterbitkan) di semester I," kata Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan seusai kegiatan Investor Gathering, Rabu (3/12/2014).

Robert menyebutkan tiga dari empat instrumen SUN valuta asing (valas) akan diterbitkan semester I/2015, yakni global bonds dan global sukuk berdenominasi dolar Amerika Serikat, serta global bonds berdenominasi yen (samurai bonds).

Adapun global bonds berdenominasi euro (euro bonds) menyusul pada semester berikutnya.

"Kita tahu (suku bunga) euro cenderung stabil. Kan dia malah QE (quantitative easing), malah turun, sehingga itu tidak perlu buru-buru. Yang buru-buru yang mana? Yang punya potensi untuk naik," ujar Robert.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah merencanakan penerbitan obligasi global maksimum 20% dari target pembiayaan bruto APBN 2015 senilai Rp431 triliun. Selebihnya merupakan obligasi domestik alias berdenominasi rupiah.

Pada saat yang sama, pemerintah tidak akan lagi menerbitkan saving bonds ritel dan obligasi valas domestik.

Instrumen pertama tidak diterbitkan karena menyesuaikan jadwal penerbitan yang dua tahun sekali setelah penerbitan terakhir kali dilakukan tahun ini dengan nominal yang dimenangkan Rp2,4 triliun dengan tingkat kupon terakhir 9%.

Adapun obligasi valas domestik tidak diterbitkan lagi karena tidak terlalu memberi efek pada surplus neraca pembayaran. Awalnya, pemerintah berharap penerbitan SUN valas domestik akan mampu menggaet valas yang dimiliki investor domestik. Namun, dalam lelang SUN valas domestik Mei lalu, pemerintah memenangkan US$350 juta dengan kupon 3,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper