Bisnis.com, JAKARTA Thorcon International Pte, Ltd. mengklaim pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berbasis thorium yang sedang diajukan pembangunannya bisa menjadi solusi pemulihan apabila pemadaman listrik terjadi.
Kepala Perwakilan Indonesia Thorcon International Pte, Ltd. Bob S. Effendi mengatakan PLTN berbasis thorium yang didesain perusahaannya akan memiliki kemampuan blackstart atau hidup tanpa aliran daya dari luar. Dengan kemampuan tersebut, saat terjadi pemadaman, pembangkit milik Thorcon dapat langsung masuk ke sistem dan mengalirkan listrik tanpa perlu dipicu aliran daya dari pembangkit lain.
Meskipun begitu, dia mengaku PLTN miliknya nanti tetap membutuhkan waktu lebih lama dibanding pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) untuk masuk ke dalam sistem. Setidaknya, PLTN berkapasitas 1.000 MW yang akan dibangun Thorcon tersebut, membutuhkan waktu sekitar dua hingga empat jam untuk dapat memproduksi listrik saat pemadaman terjadi.
Kemampuan tersebut dinilai hampir sama dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Selain itu, hingga saat ini, belum ada PLTN yang memiliki kemampuan blackstart, namun Thorcon memastikan pembangkit yang akan dibangun mempunyai kemampuan tersebut.
"Antara 2 sampai 4 jam [kemampuan blackstart], tergantung berbagai aspek. Thorcon hampir sama dengan PLTA, kalau PLTU jelas tidak bisa [blackstart]," katanya kepada Bisnis, Rabu (7/8/2019).
Selain itu, dukungan untuk mengembangkan PLTN untuk menghindari pemadaman juga datang dari Komisi VII DPR RI.
Baca Juga
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Kurtubi mengatakan apabila Indonesia memiliki PLTN, keandalan listrik dapat dijamin. Apalagi, dia menilai pembiayaan PLTN cukup kompetitif.
"Teknologi PLTN sudah berkembang pesat, jangan takut dengan PLTN," katanya.