Bisnis.com, JAKARTA – PT. Komatsu Indonesia membuka kelas vokasi untuk pendidikan sektor manufaktur alat berat. Komatsu menjaring sebanyak 35 sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa.
Direktur Utama PT Komatsu Indonesia Pratjojo Dewo mengatakan perusahaan telah menjalankan program pendidikan vokasi link and match sebagai bentuk komitmen dalam rangka menyiapakan siswa SMK agar siap kerja di sektor industri alat berat.
“Di setiap sekolah akan ada 35 siswa yang ikut program ini, sehingga setiap tahunnya akan lulus sekitar 1.225 siswa yang akan bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri alat berat,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dipublikasikan di laman Kementerian Perindustrian, Rabu (7/8/2019).
Sebelum peluncuran kelas Komatsu di Jakarta hari ini, telah dilakukan uji coba pembelajaran dan praktik kerja di Pusat Pelatihan Komatsu Indonesia yang diikuti sebanyak 508 siswa SMK sejak April 2018 sampai Juli 2019.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Eko S.A Cahyanto mengatakan Komatsu berhasil menyusun tiga kompetensi keahlian yang khusus, yaitu tentang pengelasan, assembling, dan pengecoran.
“Hal ini merupakan sebagian dari 35 kompetensi yang telah difasilitasi Kemenperin dalam modul kurikulum keahlian,” katanya dalam acara peluncuran kelas industri alat berat Komatsu Indonesia, hari ini.
Dia optimistis ketersediaan SDM yang mumpuni akan memacu sektor industri lebih produktif, inovatif, dan kompetitif. “Apalagi, industri manufaktur merupakan penggerak utama perekonomian nasional. Salah satunya ditopang dari industri alat berat,” katanya.
Berdasarkan data Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi), volume produksi alat berat untuk sektor kontruksi dan pertambangan pada tahun 2015 mencapai 3.535 unit, kemudian meningkat menjadi 7.981 unit pada 2018. Sepanjang semester I/2019, produksi alat berat telah menembus 3.240 unit.
Komatsu Indonesia mencatatkan penjualan alat beratnya sebanyak 465 unit pada Januari 2019, naik 14,8% dari periode yang sama tahun lalu. Pangsa pasar mereka kini mencapai 44%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
