Bisnis.com, JAKARTA– Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tidak ambil pusing dengan langkah China yang membiarkan mata uangnya yakni yuan melemah.
"Ya namanya lagi perang dagang ya masing-masing bikin kebijakan sendiri," kata Darmin, Selasa (6/8/2019).
Menurut Darmin, langkah China tersebut merupakan bentuk retaliasi terhadap AS yang berencana mengenakan tarif 10% pada impor China senilai US$300 miliar pada 1 September 2019.
Darmin mengatakan yang menjadi kepentingan China adalah tetap menjaga harga barang ekspornya murah sehingga dampak dari tarif yang dikenakan oleh AS tidak besar.
Lebih lanjut, Darmin menekankan bahwa yang menjadi masalah dari pelemahan yuan adalah banyaknya mata uang negara lain yang berbondong-bondong melemahkan mata uangnya.
Meski demikian, Darmin mengatakan pihaknya masih belum mengetahui pola dari pelemahan mata uang dan keberlanjutan dari tren perlemahan ini.
"Kalau enggak menguat menguat mau ngarep dari mana? Ini bukan karena fluktuasi, jadi ada adjustment-nya tapi seberapa jauh ya tergantung negara masing-masing," katanya.
Namun, Darmin enggan menegaskan apakah pelemahan yuan dan mata uang lain berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2019 dan ke depannya.