Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Listrik Mati, Produksi Industri Alas Kaki Tak Anjlok

Pemadaman listrik yang terjadi Minggu (4/8/2019), di beberapa wilayah di Pulau Jawa tidak berdampak signifikan bagi industri alas kaki.
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pemadaman listrik yang terjadi Minggu (4/8/2019), di beberapa wilayah di Pulau Jawa tidak berdampak signifikan bagi industri alas kaki.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Firman Bakri mengatakan kebutuhan energi listrik memang utama bagi industri alas kaki. Namun, kejadian listrik padam yang terjadi kemarin tidak menimbulkan kerugian yang besar karena sebagian besar pabrik tidak beroperasi.

"Kebetulan kejadiannya di hari Minggu sehingga sedang tidak produksi," ujarnya, Senin (5/8/2019).

Walaupun ada beberapa pabrik yang beroperasi pada hari Minggu dan terhenti karena terputusnya aliran listrik, dia menyebutkan gangguan ini bisa diatasi dengan genset dan tidak menimbulkan kerugian yang signifikan.

Di sisi lain, pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) membuat industri yang memiliki karakteristik produksi 24 jam mengalami kerugian yang cukup besar.

Para pelaku industri sedang mendata kerugian yang terjadi akibat pemadaman mendadak tersebut, bahkan sebagian pihak berencana untuk meminta penggantian kerugian.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan masih mengantisipasi laporan kerugian dari para pelaku industri, khususnya yang memproduksi produk-produk yang mudah hancur. Asosiasi memproyeksi pemadaman kemarin pasti menimbulkan penurunan produksi dari sisi volume dan kualitas.

Wakil Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pihaknya akan melakukan konsolidasi di antara seluruh anggota manufaktur. Shinta berujar akan mempelajari kerugian yang dihasilkan dari pemadaman kemarin dan kemampuan pemerintah dalam mengganti kerugian tersebut.

"Walaupun kami berharap ada ganti rugi, terkadang ada beberapa hal tidak bisa digantikan misalnya perusahaan yang [menjadi] tidak bisa mengejar deadline ekspor karena pemadaman atau bisnis-bisnis yang kehilangan pelanggan. Kerugian seperti itu akan sulit digantirugikan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper