Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Pemilu, Sri Mulyani Berharap Investasi Bakal Terkerek pada Kuartal III/2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap investasi di Indonesia dapat meningkat di kuartal III/2019 untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang melambat pada kuartal II/2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan)/Bisnis-Himawan L Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan)/Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA--- Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap investasi di Indonesia dapat meningkat di kuartal III/2019 untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang melambat pada kuartal II/2019.

Menurutnya, salah satu indikasi investasi akan meningkat pada kuartal III/2019 adalah penanaman modal asing (PMA) yang sudah tumbuh lebih dari 9% pada kuartal II/2019.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asing di Indonesia mencapai Rp104,9 triliun pada kuartal II/2019 atau meningkat 9,6% dibandingkan dengan Rp95,7 triliun pada periode yang sama 2018.

"Beberapa indikator yang sebetulnya menunjukkan kemungkinan investasi akan pick up seperti kemarin PMA kuartal II sebenarnya sudah tumbuh di atas 9%. Saya mesti cek di sektor keuangan dan pertumbuhan kredit maupun belanja capital dari perusahaan-perusahaan sebetulnya mereka relatif cukup positif. Jadi mungkin nanti akan terekam di kuartal III dan kuartal IV untuk investasi ya," kata Sri ditemui seusai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Sri menyatakan investasi dan ekspor merupakan dua komponen pertumbuhan ekonomi yang masih perlu ditingkatkan. Sri yakin dua komponen tersebut bisa meningkat pada semester II/2019. Untuk ekspor, ujar Sri, hal tersebut berkaitan erat dengan kondisi perekonomian global. Dua komponen lainnya yaitu konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah dianggap cukup kuat.

Seperti diketahui, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% secara tahunan pada kuartal II/2019 atau melambat dibandingkan dengan 5,27% pada kuartal II/2018.

Struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia didominasi oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi sebesar 55,79%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi 31,25%, ekspor 17,61%, konsumsi pemerintah 8,71% dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga 1,34%.

Ditemui di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penurunan pertumbuhan ekonomi kuartal II biasanya paling tinggi. Situasi ini, ujar Darmin, sebenarnya dapat dilihat dari gejala ekonomi dunia.

"Memang ada perlambatan ekonomi pada kuartal II ini, tapi kalau dari penjelasan Kepala BKPM, bulan-bulan terakhir ini investasi naik lagi," kata Darmin yang menyatakan situasi ini bukan gejala permanen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper