Bisnis.com, JAKARTA PT PLN (Persero) menyatakan megaproyek 35.000 megawatt (MW) merupakan salah satu langkah mitigasi perseroan dalam menghadapi ketidakseimbangan sistem kelistrikan antara Jawa bagian barat dan timur.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang masuk dalam megaproyek 35.000 MW dibangun di pusat beban sistem Jawa-Bali, khususnya Jawa bagian barat. Adapun pembangkit yang dibangun tersebut di antaranya PLTU Jawa 7 di Banten dan PLTU Jawa 8 di Cilacap dengan kapasitas masing-masing 1.000 MW.
Keduanya direncanakan beroperasi komersial pada tahun ini. Sementara itu, pada 2023 nanti, PLTU Suralaya unit 9 berkapasitas 1.000 MW juga akan masuk ke dalam sistem.
Menurutnya, lantaran sistem di Jawa bagian barat dan timur yang selama ini tidak seimbang, goncangan sistem terjadi ketika salah satu sirkuit transmisi Ungaran-Pemalang sedang dalam masa perawatan.
"PLN melakukan dengan maksimal agar proses transfer dari timur ke barat normal," katanya, Senin (5/8/2019).
Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan mengakui sistem kelistrikan Jawa-Bali memang tidak seimbang lantaran jumlah pembangkit yang lebih besar di Jawa bagian timur, sedangkan kebutuhan daya lebih besar berada di Jawa bagian barat. Selama ini, aliran listrik atau load flow selalu mengalir lebih besar dari sistem Jawa bagian barat ke bagian timur.
Oleh karena itu, pembangunan pembangkit banyak difokuskan di Jawa bagian barat. Selain pembangunan pembangkit, PLN terus menggenjot realisasi pembangunan transmisi untuk meningkatkan keandalan sistem.