Bisnis.com, JAKARTA PT PLN (Persero) menegaskan polusi di DKI Jakarta bukan disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), melainkan dari kendaraan bermotor dengan porsi hampir 70 persen.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN I Made Suprateka mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas polusi Jakarta. Dari pertemuan tersebut, disimpulkan penyumbang polusi Jakarta berasal dari asap kendaraan sebesar 70 persen.
Sementara itu, terkait sejumlah PLTU yang disinyalir menimbulkan polusi, PLN menyatakan bahwa pembangkit tersebut bukan milik perseroan melainkan produsen listrik swasta (independent power producer/IPP) yang listriknya digunakan untuk kawasan industri.
Dia mencontohkan PLTU Cikarang Listrindo di Bekasi merupakan milik IPP yang produksi listriknya untuk kebutuhan kawasan industri tersebut. PLN juga tidak membeli listrik dari pembangkit tersebut.
"Bukan PLTU melainkan kendaraan [penyebab polusi]. Jakarta dikelilingi PLTU tidak benar, memang anginnya berjamaah masuk ke Jakarta semua," katanya saat acara sosialisasi One Man One Hope di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Menurutnya, pembangkit listrik milik PLN yang berada di dekat Jakarta adalah pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Muara Karang. Pembangkit tersebut tidak menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
Baca Juga
Adapun PLTU milik PLN yang terdekat dari DKI Jakarta adalah PLTU Suralaya yang berjarak sekitar 100 kilometer (km) dari DKI Jakarta. Semburan debunya pun diyakini hanya mencapai jarak 30 km.
Made tidak memungkiri dalam waktu dekat PLN memang akan mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga uap, yakni PLTU Jawa 7 di Banten dan PLTU Jawa 8 di Cilacap. Namun, PLN optimistis pembangkit tersebut tidak menghasilkan polusi karena memiliki teknologi boiler ultra supercritical.
"Setiap PLTU yang kita bangun sudah disertai dengan teknologi ultra critical sehingga sebaran debu fly ash rontok ke bottom ash," katanya.