Bisnis.com, JAKARTA — Perkembangan pasar ritel berubah setelah bertumbuhnya pasar dagang-el beberapa tahun belakangan. Beberapa pusat perbelanjaan komoditas ikut serta mengubah konsep segmen komoditas mereka menjadi konsep lifestyle experince.
Berbeda dengan pusat perbelanjaan lainnya, ITC mengklaim tidak melakukan hal tersebut. ITC hanya melakukan perubahan pola perbelanjaan komoditasnya dengan lebih modern.
ITC Division Head Christine Natasha Tanjungan mengatakan bahwa pihaknya menemukan celah pasar dalam perkembangan pasar komoditas ritel agar terus berkembang tanpa harus mengubah konsep pembelanjaan.
"Kami terus memberi penyuluhan kepada para pedagang dan tenant kami untuk menggunakan pola pembayaran cashless dan publikasi dagang melalui media daring," tuturnya, Kamis (1/8/2019).
Selain itu, Christine mengatakan bahwa pihaknya juga tengah menciptakan marketplace khusus ITC sebagai wadah transaksi jual beli bagi para penyewa ITC secara daring.
"Marketplace ITC saat ini masih dalam tahap pengembangan, nantinya itu bisa menjadi wadah untuk para tenant kami di seluruh ITC," ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Christine juga mengatakan bahwa pihaknya merubah Customer Service mereka sebagai Customer Relation sebagai konsultan bisnis para penyewa mereka.
ITC yang tetap menjaga katakteristik sebagai pusat pembelanjaan komoditas pada tahun ini juga mendapatkan beberapa tawaran kerja sama dengan penyewa Watson, Informa, dan beberapa penyewa yang menjual makanan dan minuman.
"Kami tidak ingin latah dalam mengubah pola konsep pusat perbelanjaan, kami tetap berbentuk komoditi dengan sistem modern," tuturnya.
Adapun, hingga saat ini, ITC memiliki 10 cabang yang berada di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok.