Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Titik Panas Meningkat, Kebakaran Hutan dan Lahan Diantisipasi

Para pemangku kepentingan meningkatkan kesiagaan akan potensi kebakaran hutan dan lahan seiring dengan jumlah titik panas yang meningkat cukup signifikan tahun ini. 
Petugas Kepolisian bersama Manggala Agni menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Desa Parit Baru, Kampar, Riau, Kamis (11/07/2019). Panasnya cuaca dan kencangnya angin membuat kebakaran cepat meluas sehingga menyulitkan petugas untuk memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut./ANTARA - Rony Muharrman.
Petugas Kepolisian bersama Manggala Agni menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Desa Parit Baru, Kampar, Riau, Kamis (11/07/2019). Panasnya cuaca dan kencangnya angin membuat kebakaran cepat meluas sehingga menyulitkan petugas untuk memadamkan kebakaran lahan gambut tersebut./ANTARA - Rony Muharrman.

Bisnis.com, JAKARTA — Para pemangku kepentingan meningkatkan kesiagaan akan potensi kebakaran hutan dan lahan seiring dengan jumlah titik panas yang meningkat cukup signifikan tahun ini. 

Dody Usodo Hargo Suseno, Deputi I Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), menyampaikan hingga 29 Juli 2019, titik panas yang ditemukan sudah mencapai 70 persen lebih banyak dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. 

“Karena memang kemarau sekarang ini akan melebihi kemarau tahun lalu,” kata Dody, Selasa (30/7/2019). 

Selain itu, Kemenko PMK juga mencatatkan ada beberapa provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah menetapkan status siaga darurat, yakni Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatra Selatan. 

Di sisi lain, menjelang Agustus 2019, bagian selatan Indonesia mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara akan mengalami kekeringan berkepanjangan. Selama periode musim kemarau ini, wilayah yang terdampak risiko kekeringan tingkat sedang-tinggi diperkirakan mencapai 11,77 juta ha dengan korban terdampak diperkirakan mencapai 48,49 juta jiwa.

Sebagai solusi jangka pendek, Dody menuturkan pemerintah telah melakukan upaya khusus, yaitu pendistribusian air bersih sebanyak 7.04 juta liter, penambahan jumlah mobil tangki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper