Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menargetkan pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1.350 megawatt (MW) di Kalimantan Utara mulai dibangun pada 2020.
Pembangunan PLTA tersebut dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan listrik industri di kawasan tersebut. Hal itu sejalan dengan rencana PT Inalum (Persero) yang akan membangun klaster industri aluminium di Kalimantan Utara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan proyek PLTA senilai US$2 miliar tersebut akan dibangun di kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) Tanah Kuning.
"Kita kasih semua tenggat waktu, harus bisa konstruksi dalam satu tahun ke depan," katanya seusai melakukan rapat koordinasi dengan PLN, Jumat (27/7/2019).
Sementara itu, Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani mengatakan target beroperasi komersial (commercial operating date/COD) PLTA tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan masa konstruksi selama lima hingga enam tahun. PLTA tersebut akan mendukung pabrik peleburan Inalum di Kalimantan Utara yang membutuhkan listrik murah dan andal.
Menurutnya, listrik murah di Kalimantan Utara hanya dapat terwujud lewat PLTA. Adapun listrik yang dihasilkan dari PLTA tersebut dikhususkan untuk ketahanan energi nasional dan belum ada rencana untuk diekspor ke luar Kalimantan.
Baca Juga
"Yang jelas, ini kapasitas di atas 1.000 MW Mudah-mudahan Indonesia punya PLTA paling besar," katanya.
Adapun Inalum berencana menambah kapasitas produksi aluminium sebesar 1,5 juta ton pada tahun ini dengan membangun pabrik peleburan baru di Kalimantan Utara. Selama ini, pabrik peleburan Inalum yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, hanya dapat menghasilkan 300.000 ton hingga 500.000 ton alumunium per tahun.
Potensi pertambangan di Kalimantan Utara diyakini akan mampu menggenjot produksi aluminium Inalum. Pasalnya, Kalimantan Utara yang memiliki potensi sumber daya air melimpah untuk kebutuhan listriknya.