Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Bali. Pembangunan PLTSa tersebut, merupakan komitmen Waskita untuk peduli terhadap ketahanan energi nasional.
Pembangunan PLTSa ini merupakan tindak lanjut dari proyek revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung, Bali yang diperoleh Waskita pada 2017.
Dalam membangun PLTSa, Waskita menggandeng PT Indonesia Power. Penandatanganan Head of Agreement (HoA) dilakukan oleh President Director PT Waskita Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Putra dan President Director PT Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani, pada 29 Januari 2019.
Adapun pekerjaan yang sudah berjalan, meliputi pekerjaan persiapan, penutupan & penataan TPA eksisting, pembangunan sanitary landfill baru, pematangan lahan PLTSa, optimalisasi instalasi pengolahan lindi (IPL) eksisting, infrastruktur pendukung, dan desain.
Pengembangan Proyek Instalasi Pengolahan Sampah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) ditargetkan akan beroperasi mulai 2021 dengan tahap konstruksinya dimulai pada tahun ini. Dengan nilai Investasi mencapai US$ 120 Juta dan dapat menampung 1.200 ton sampah per hari.
Dalam rilisnya, Selasa (23/7/2019), Senior Vice President Corporate Secretary Waskita, Shastia Hadiarti menyampaikan, Waskita komitmen untuk terus mendukung langkah pemerintah, guna memperkuat ketahanan energi. Pembangunan PLTSa juga sejalan dengan visi Waskita, untuk selalu memberi nilai lebih bagi lingkungan dan masyarakat.
Semetara itu, pengamat ekonomi energi dan pertambangan Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menilai, langkah Waskita membangun pembangkit, di luar bisnis inti yang dijalani di sektor konstruksi, merupakan bukti bahwa perusahaan mampu melihat lebih jauh dan visioner, karena turut mendukung ketahanan energi nasional.
“Langkah Waskita ini, juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, untuk memaksimalkan semua potensi sumber energi yang ada di dalam negeri, agar turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Menurutnya, pemerintah memang sudah memiliki rencana membangun PLTSa di 12 daerah. Bahkan, amanat bagi kedua belas Kepala Daerah itu sudah dituangkan ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
“Tentu saja langkah Waskita membangun PLTSa, dengan sinergi BUMN, merupakan langkah tepat karena turut berkontribusi memperkuat ketahanan energi,” ujar Fahmy.
PLTsa adalah pembangkit listrik yang dihasilkan dari sampah menjadi gas methan (biomas). Menurut Fahmy, teknologi PLTSa menggunakan pendekatan zero waste, sehingga sampahnya hilang setelah diubah menjadi biomas. Teknologi tersebut sudah diterapkan di banyak negara yang memenuhi standar emisi ramah lingkungan, yang dioperasikan di dalam kota.
Menurut Fahmy, agar proyek PLTSa berjalan lancar, perlu dukungan dari pemerintah pusat untuk meringankan beban Pemerintah Daerah dan pengembang PLTSa. Dukungan itu bisa dalam bentuk insentif fiskal dan subsidi kepada Pemda dan pengembang PLTSa.
Pada tahap awal pengembangan pembangkit listrik dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) memang harus diberikan fiscal incentives dan subsidi agar volume produksi mencapai economics of scale dan harga penjualan listrik bisa mencapai harga keekonomian.
Namun, jangan pernah memberikan tarif incentive, karena akan memberatkan bagi PLN, yang ujung-ujungnya beban itu akan dibebankan kepada konsumen dalam bentuk kenaikkan tarif listrik.
Kata Fahmy, pembangunan PLTSa sesungguhnya memberikan mutual benefit karena akan memperbesar bauran EBT PLN, yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025, serta ikut berkontribusi dalam pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Sementara itu, bagi Pemda, pengembangan PLTsa dengan pengolahan sampah menjadi listrik akan mengatasi permasalahan sampah di daerah, sehingga mencipatkan lingkungan kota yang bersih dan sehat.
“Kerja sama Waskita dengan sinergi BUMN dapat mempercepat realisasi pengembangan PLTSa di 12 daerah, yang menjadi solusi pengelolan sampah,” tegasnya.