Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pihaknya bakal mengimbangi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam rangka meningkatkan investasi.
Seperti diketahui, BI telah menurunkan menurunkan suku bunga acuan atau BI7DRRR sebesar 25 bps dari 6% ke level 5,75% disertai penurunan deposit facility 25 bps menjadi 5% dan lending facility 25 bps menjadi 6,50%.
"Dengan penurunan suku bunga dan improvement dari sisi investasi diharap investasi meningkat," kata Sri, Senin (22/7/2019).
Sri mengatakan, pihaknya akan terus merespons tantangan perekonomian baik dari sisi permintaan maupun dari sisi produksi.
Dari sisi permintaan, pihaknya akan terus mendorong konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Menurut Sri, tantangan besar dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi bersumber dari faktor-faktor eksternal.
Seperti yang tercatat dalam laporan semester I APBN 2019, investasi di Indonesia hanya tumbuh 5,3% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di mana investasi berhasil tumbuh 6,9% (yoy).
Lebih lanjut, ekspor mengalami kontraksi sebesar -0,7% (yoy). Padahal, pada semester I/2018 Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekspor sebesar 6,8% (yoy).
"Pemerintah telah melakukan policy yang mendukung investasi seperti peningkatan EODB dan insentif yang kita berikan seperti super deduction dan tax holiday serta tax allowance," kata Sri.
Seiring dengan mulai stabilnya situasi politik di Indonesia pasca-Pemilu 2019, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II/2019 bakal lebih baik dibandingkan dengan semester I/2019.
Berdasarkan outlook pertumbuhan ekonomi yang terlampir dalam laporan semester I APBN 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2019 diharapkan mencapai 5,2% (yoy).
Investasi pada semester II diproyeksikan tumbuh 6,1% (yoy) sehingga pada akhir tahun dapat mencapai 5,7% (yoy).
Pertumbuhan ekspor pada semester II juga diproyeksikan tumbuh 2,5% (yoy) sehingga pada akhir tahun diprediksi berada pada angka 0,9% (yoy).