Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas : Wirausaha Berbasis Digital Bisa Tekan Kemiskinan

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memprediksi kewirausahaan berbasis digital bisa menekan angka kemiskinan 5 tahun ke depan sampai 5%.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro (kedua kanan) dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan (kedua kiri) dalam Press Conference Indonesia Development Forum 2019, di Jakarta, Senin (22/7/2019). Bisnis/Gloria F.K. Lawi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro (kedua kanan) dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan (kedua kiri) dalam Press Conference Indonesia Development Forum 2019, di Jakarta, Senin (22/7/2019). Bisnis/Gloria F.K. Lawi.

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memprediksi kewirausahaan berbasis digital bisa menekan angka kemiskinan 5 tahun ke depan sampai 5%.

Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan bahwa strategi pemerintah 5 tahun ke depan adalah mendorong kewirausahaan.

Bambang beralasan kewirausahaan khususnya wirausaha sosial atau socialenterpreneurship bisa menekan angka kemiskinan.

"Kami punya kelompok rentan miskin dan didorong enterpeneur melalui fintech atau melalui crowdfunding atau melalui binaan jadi wirausaha," ujar Bambang di Assembly Hall JCC, Senin (22/7/2019).

Menurut Bambang, fokus pemerintah tidak hanya untuk mengurangi pengangguran. Pasalnya, meski angka pengangguran relatif rendah 5% tetapi sekitar 60% masih informal.

"Kalau informal maka produktivitas cenderung rendah. Tidak cukup mengurangi angka pengangguran. Maka untuk mengurangi perlu masuk ke sektor formal dan itu butuh pendidikan yang lebih baik dan mengurangi kemiskinan," tuturnya.

Oleh sebab itu, fokus pemerintah adalah membidik kelompok rentan miskin untuk menjadi wirausaha. Dia memprediksi dalam 5 tahun ke depan, strategi ini bisa menurunkan angka kemiskinan 3% sampai 4%.

Pada Indonesia Development Forum (IDF) 2019, Bappenas bekerja sama dengan Pemerintah Australia untuk mewadahi para pemangku kebijakan merumuskan sinergi kebijakan pembangunan.

Bambang menyebut IDF kali ini akan fokus pada tema mempersiapkan sumber daya manusia dalam mewujudkan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Hal ini sesuai arahan presiden untuk fokus dalam pembangunan SDM dan pembangunan nasional, serta perbaikan investasi dan infrastruktur.

"Perencanaan ini akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sehingga isu rendahnya vokasi jadi fokus pendidikan saat ini," ungkap Bambang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper