Bisnis.com, JAKARTA -- Selain menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), solusi lain untuk mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia saat ini adalah mendorong ekspor nonmigas dari sektor usaha UMKM.
Kepala Departemen Ekonomi Politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, visi pemerintah untuk mendorong ekspor UMKM itu masih membutuhkan tiga langkah strategis utama yang harus dilakukan pemerintah.
Pertama, pemerintah perlu menghitung biaya pengenalan pasar bagi UMKM. Kedua, terbangunnya jaringan pelaku usaha UMKM dengan pasar tujuan. Jaringan ini berfungsi untuk bisa menyesuaikan produk UMKM dengan kebutuhan negara yang menjadi pasar tujuan.
Ketiga, adalah informasi dan sosialisasi aturan perdagangan negara setempat dengan UMKM asal Indonesia.
“Masalahnya UMKM kita tidak punya kemampuan itu. Itulah peran penting pemerintah. Kalau pemerintah mau turun tangan untuk informasi regulasi, potensi pasar, maka UMKM tinggal memanfaatkan,” papar Yose.
Selain itu, Yose mengimbau agar para atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center yang membawahi bidang promosi bisa tepat sasaran dalam merumuskan pasar ekspor bagi UMKM dalam negeri.
Baca Juga
Beberapa opsi lain adalah upaya pemerintah membuka infrastruktur pergudangan di negara tujuan untuk memangkas biaya logistik yang mesti ditanggung pelaku usaha.
“Selain itu tentu kapasitas UMKM harus diberdayakan dan ditingkatkan kapasitas produk dan kemampuan memenuhi standar internasional,” ungkap Yose.