Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tendensi Di Balik Kebijakan Pengendalian Impor

Untuk menjaga stabilitas fiskal,  perlu disusun kebijakan pengendalian impor yang komprehensif dan spesifik.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk menjaga stabilitas fiskal,  perlu disusun kebijakan pengendalian impor yang komprehensif dan spesifik.

Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengatakan bahwa kebijakan pengendalian impor yang dilakukan pemerintah selama ini selalu memiliki berbagai macam tendensi. Merosotnya impor sudah pasti akan menurunkan kinerja penerimaan dari sektor tersebut.

Hanya saja persoalan yang terjadi saat ini adalah, pengendalian impor memang tidak bisa optimal karena barang yang dikenakan hanya bersifat konsumsi. 

Di satu sisi banyak juga kebijakan yang diterapkan pemerintah cenderung membebaskan pajak-pajak impor, yang di satu sisi juga akan menekan penerimaan pajak dari sektor impor.

“Harusnya pemerintah membuat kebijakan yang sifatnya komprehensif dan spesifik, misalnya fasilitas kepada barang impor berorientasi ekspor, harus benar-benar dimanfaatkan oleh pengusaha bersangkutan,” kata Enny di Jakarta, Senin (15/7/2019). 

Dengan berbagai persoalan yang menggunung, pekerjaan rumah yang perlu dilakukan pemerintah untuk mendorong kinerja penerimaan PPN jalan satu-satunya adalah membangkitkan industri-industri yang memiliki korelasi langsung dengan penerimaan PPN.

Selama ini pelemahan penerimaan PPN terjadi karena industrinya juga berjalan cukup lambat.

Hal ini akan berbeda jika industrinya bisa tumbuh di atas 4,5% - 5%, apabila industri mampu tumbuh di angka tersebut, pemerintah bisa memastikan bahwa penerimaan PPN juga akan mengalami kenaikan paling tidak di atas level yang diterima saat ini.

“Tetapi kalau rendah, ya penerimaannya rendah. Sedangkan PPN impor juga sebenarnya tidak terlalu besar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper