Bisnis.com, JAKARTA -- Realisasi produksi baru bara nasional hingga 15 Juli 2019 mencapai 223,24 juta ton atau 45,58 persen dari target yang sebanyak 489,73 juta ton.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, realisasi pemenuhan kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) mencapai 35,22 juta ton atau 27,51 persen dari rencana sebanyak 128,04 juta ton.
Secara historis, produksi akan meningkat pada kuartal IV. Pasalnya, sebagian besar konsumen yang berada di belahan bumi bagian Utara memasuki musim dingin sehingga konsumsi batu bara meningkat.
Selain itu, pencatatan dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) provinsi pun biasanya akan melonjak di akhir tahun atau awal tahun berikutnya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBI) Hendra Sinadia mengatakan pada kuartal IV nanti, kebutuhan dunia akan batu bara memang akan semakin meningkat sehingga bisa terjadi lonjakan produksi. Adapun hingga pertengahan tahun ini, belum ada sinyal adanya perubahan kuota impor yang dilakukan negara-negara importir seperti China maupun India.
"Saat ini, kita masih berupaya menjalin diplomasi pasar. Kita tidak tahu di China sejauh mana melihat kuota impor," katanya kepada Bisnis, Selasa (16/7/2019).
Baca Juga
Dia menilai kebutuhan penerimaan negara dengan kondisi harga saat ini telah menimbulkan dilema. Oleh karena itu, dia menilai pemerintah perlu mempertimbangkan kembali apabila ingin menggenjot produksi.