Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Macet Jakarta Makin Parah, Produktivitas Truk Merosot 40 Persen

Para pengusaha truk mengeluhkan kemacetan di wilayah DKI Jakarta menyebabkan aktivitas angkutan barang tidak efisien dengan catatan jumlah perjalanan angkutan barang turun hingga 40 persen.
Truk pengangkut peti kemas melintasi kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, di Jakarta, Kamis (3/8)./JIBI-Nurul Hidayat
Truk pengangkut peti kemas melintasi kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, di Jakarta, Kamis (3/8)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Para pengusaha truk mengeluhkan kemacetan di wilayah DKI Jakarta menyebabkan aktivitas angkutan barang tidak efisien dengan catatan jumlah perjalanan angkutan barang turun hingga 40 persen.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman menyatakan saat ini angkutan barang mengalami posisi oversupply atau kelebihan penawaran akibat inefisiensi aktivitas logistiknya.

"Memang oversupply karena tidak efisien, kemacetan, lamanya aktivitas bongkar muat, dari kemacetan produktivitas menurun dari 25 trip jadi 15 trip per bulan," katanya kepadaa Bisnis.com, Senin (15/7/2019).

Dia menjelaskan kondisi oversupply tersebut akibat dari kemacetan sehingga ketika harus melayani pengiriman barang dalam waktu yang sama dibutuhkan jumlah truk lebih banyak.

Kyatmaja menganalogikan ketika melayani pengiriman logistik 200 perjalanan (trip) dengan kapasitas masing-masing truk 25 kali perjalanan, dibutuhkan 8 truk dalam sebulan untuk memenuhi permintaan tersebut. 

Dengan adanya kemacetan, imbuhnya, kemampuan trip angkutan barang menurun, guna melayani 200 trip dibutuhkan 14 truk, karena masing-masing truk hanya mampu melayani 15 trip.

Peningkatan jumlah truk tersebut menimbulkan pengeluaran baru dan kelebihan jumlah truk yang bermuara pada inefisiensi. 

Di sisi lain, permintaan angkutan barang terus meningkat setiap tahunnya, bahkan peningkatan permintaan bisa mencapai 50 persen.

"Ketidakefisienan kira-kira sebanding dengan pertumbuhan kendaraan, semakin banyak kendaraan [pribadi] imbasnya kemacetan barang, imbasnya ke produktivitas angkutan jalan," terangnya.

Dia berharap pemerintah mencarikan solusi atas permasalahan itu karena sejumlah solusi yang ada belum membuahkan hasil.

"Tol elevated Jakarta-Cikampek belum terlihat hasilnya, belum ada, kemacetan semakin parah, Tol Trans-Jawa masih belum optimal, mahal, hal-hal itu masih work in progres, sementara buat kami ketidakefisienan semakin bertambah tiap tahun," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper