Bisnis, JAKARTA – PT Indofarma (Persero) Tbk. adalah perusahaan farmasi yang semula lahir dan dikenal dengan nama Pabrik Obat Manggarai. BUMN farmasi ini kini berusia 101 tahun pada 11 Juli 2019. Pasang surut bisnis, hadir silih berganti. Lantas, strategi seperti apakah yang bakal ditempuh Indofarma agar kinerja pada tahun ini bergerak positif? Berikut petikan wawancara dengan Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto kepada Bisnis, belum lama ini.
Anda baru didapuk menakhodai Indofarma. Bagaimana perjalanan singkat karier Anda?
Saya termasuk new kids on the block. Saya di Indofarma mulai 7 Mei 2019. Sebelumnya, saya 2 tahun di Kimia Farma. Secara formal, saya di sana sebagai Director of Human Capital and Affair, tapi dalam praktiknya juga supervisi dari sisi komersialnya.
Pengalaman saya sebelumnya lebih banyak di FMCG (fast moving consumer goods) seperti di Frisian Flag, Nestle, dan lainnya. Totalnya ada sekitar 17 tahun di sana. Sisanya saya di bank, yakni di Bapindo (sekarang Mandiri), Standart Chartered Bank. Sebelum masuk Kimia Farma, saya di BTN 2 tahun.
Apa perbedaan Indofarma dengan Kimia Farma?
Perbedaannya, kalau dari sisi bisnis model, di sana lebih lengkap, from end to end. Dari sisi bahan baku obat, manufacturing, sales and distribution, dan ritelnya lebih lengkap. Kalau di sini, bisnis modelnya lebih sederhana karena enggak ada ritel dan bahan baku obat.