Setelah berhasil memuluskan upaya transformasi di dua perusahaan pelat merah yang pernah dipimpinnya, yaitu PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero), Silmy Karim kembali mendapat kepercayaan untuk menjalankan transformasi pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).
Penugasannya kali ini bisa dibilang lebih berat dan menantang. Bagaimana tidak? Selama 7 tahun berturut-turut Krakatau Steel terus mencatatkan kerugian. Belum lagi perusahaan juga harus menghadapi ketatnya persaingan industri baja dalam negeri yang membuat tugasnya jauh lebih menantang.
Meski memiliki pengalaman melakukan transformasi pada perusahaan pelat merah, Silmy mengungkapkan metode yang digunakan untuk penyelamatan Krakatau Steel berbeda dengan metode yang digunakannya ketika memimpin Pindad dan Barata.
Baca Juga
“Setiap perusahaan memiliki obat yang berbeda, tidak bisa sama obatnya. Dengan demikian, metode yang digunakan pun harus berbeda dalam menyelesaikan persoalannya,” ujarnya.
Silmy mengungkapkan, transformasi dilakukan sebagai jalan keluar atas persoalan yang selama ini membelit perusahaan pelat merah yang bergerak di industri baja tersebut. Salah satu langkah dari transformasi adalah proses restrukturisasi yang saat ini dijalankan.
“Sebagai pimpinan, saya menyadari bahwa kami tidak bisa melakukan hal yang sama, tetapi mengharapkan hasil yang lebih baik. Untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik, kami harus bisa mengubah diri melalui transformasi,” ucapnya.