Bisnis.com, JAKARTA--Perluasan areal tanam diharapkan dapat mengimbangi potensi berkurangnya produksi pertanian, khususnya padi, lantaran terjadinya puso atau gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia.
Kementerian Pertanian mencatat luasan lahan yang terkena puso hingga 4 Juli 2019 mencapai 9.358 hektare (ha) dengan luas lahan terdampak kekeringan mencapai 102.746 ha.
Adapun luasan lahan yang bisa dimanfaatkan untuk tambah tanam mencapai 670.000 ha yang terdiri dari lahan rawa dan lahan kering yang masih mendapatkan curah hujan dalam jumlah cukup.
“Kita melibatkan wilayah-wilayah yang ketika terjadi kekeringan justru menjadi sumber pertumbuhan luas tanam. Ini diharapkan selain kompensasi yang puso, juga menambah areal tanam baru yang produktivitas semakin bagus, kualitas semakin bagus,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto, Senin (8/7/2019).
Di samping itu, ada pula upaya optimasi pemanfaatan sumber-sumber air seperti embung, irigasi, waduk, serta alat dan mesin pertanian (alsintan) atau pemipaan untuk lahan-lahan yang terdampak kekeringan, tetapi masih bisa diatasi.
Hingga saat ini, Kementan mencatat ada 11.654 unit embung dan 4.042 irigasi pemompaan yang dibangun dalam kurun waktu 2015-2018.
Baca Juga
Dengan upaya-upaya tersebut, Gatot optimistis proyeksi produksi beras nasional yang diestimasi mencapai 32 juta ton tidak akan mengalami penurunan.
Di sisi lain, petani juga diminta proaktif menyampaikan kondisi tanaman dan lahannya. Untuk lahan-lahan yang mengalami puso tetapi masih memungkinkan untuk ditanami, Gatot meminta agar petani bisa segera mengajukan klaim asuransi agar pertanaman bisa segera dimulai kembali.
Sementara itu, untuk lahan yang mengalami puso tetapi tidak mungkin untuk ditanami padi kembali, pihaknya akan memberi bantuan berupa bibit jagung dan kedelai.