Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel Balas Pembatasan Ekspor Teknologi Jepang

Korea Selatan berpotensi melakukan aksi balasan atas pembatasan ekspor bahan baku teknologi tinggi yang diberlakukan Jepang.
Samsung Galaxy A70./Bisnis-Rahmad Fauzan
Samsung Galaxy A70./Bisnis-Rahmad Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan berpotensi melakukan aksi balasan atas pembatasan ekspor bahan baku teknologi tinggi yang diberlakukan Jepang.

Aksi ini disuarakan di tengah perselisihan tentang tenaga kerja paksa di masa perang serta ancaman yang dapat mengganggu pasokan chip memori dan smartphone global.

Samsung Electronics Co dan SK Hynix Inc., produsen chip memory dan pemasok kelas dunia untuk Apple dan Huawei, dapat mengalami perlambatan jika kebijakan tersebut dilaksanakan.

"Mengadopsi sebuah langkah untuk menanggapi ancaman Jepang tidak dapat kami kesampingkan," ujar Menteri Keuangan Korea Selatan Hong Namki, yang menambahkan bahwa perselisihan ini akan memakan waktu lebih lama jika WTO terlibat, seperti dikutip melalui Reuters, Kamis (4/7/2019).

Hong mengatakan kepada radio Korea Selatan bahwa perselisihan perdagangan dapat menyebabkan kerusakan yang tidak menguntungkan bagi ekonomi Korea dan Jepang.

Perselisihan ini merupakan titik puncak terbaru dalam pertikaian tentang upaya Korea Selatan untuk mencari kompensasi atas penggunaan tenaga kerja paksa Jepang di zaman perang, yang mendapat dorongan baru dari keputusan pengadilan Korea Selatan tahun lalu.

Pembatasan ekspor terhadap tiga bahan yang digunakan dalam produksi chip Korea Selatan dan tampilan smartphone, yang diumumkan Jepang pada Senin lalu, akan mengganggu rantai pasokan global.

Media Jepang mengatakan bahwa negeri sakura tersebut menyumbang 70 persen-90 persen dari produksi tiga bahan dasar, kondisi yang menyulitkan pembuat chip Korea Selatan sulit untuk menemukan sumber pasokan alternatif.

"Ini akan menimbulkan ketidakpastian besar dan ancaman terhadap ekonomi global dengan mengguncang rantai pasokan global," Menteri Perdagangan Yoo Myung-hee mengatakan pada pertemuan kelompok industri

Perselisihan itu memuncak akhir tahun lalu ketika putusan pengadilan Korea Selatan memerintahkan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. untuk membayar ratusan ribu dolar kepada penggugat, Korea Selatan.

Jepang mengecam keputusan pengadilan tersebut tidak masuk akal.

Kedua negara berbagi sejarah pahit yang mencakup penjajahan Jepang di semenanjung Korea tahun 1910-1945, eksploitasi wanita, eufemisme Jepang untuk anak perempuan dan wanita, banyak dari mereka orang Korea, dipaksa bekerja di rumah bordil masa perang.

Kedua belah pihak juga tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dalam perselisihan perdagangan.

Kantor Berita Kyodo melaporkan pada Selasa (2/7/2019), bahwa Jepang mempertimbangkan untuk memperluas kontrol ekspornya ke lebih banyak barang ekspor yang menuju Korea Selatan.

Sementara itu, Pemimpin Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan, Lee Haechan, mengatakan bahwa pertarungan ini hanya sebuah awal dan belum akan berakhir.

Jenis produk yang terdampak oleh pembatasan Jepang termasuk photoresists dan hidrogen fluoride, keduanya adalah bahan penting dalam proses pembuatan chip di Samsung dan SK Hynix.

"Samsung sedang meninjau langkah-langkah untuk meminimalkan dampak pada produksi," kata perusahaan itu kepada Reuters.

Sementara, SK Hynix menolak berkomentar.

Menurut seorang sumber, perusahaan itu mengirim surat kepada kliennya pada hari Selasa yang mengatakan pihaknya masih mampu menangani situasi saat ini dalam jangka pendek, tetapi akan ada masalah jika pembatasan berlanjut.

"Tanpa bahan dasar ini, yang sebagian besar diandalkan oleh pembuat chip Korea Selatan dari Jepang, seluruh proses pembuatan semikonduktor akan berada dalam masalah," kata sumber itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper